"Jadi, Jin Longguo itu namamu juga?"
"Iya. Itu nama Cinaku."
Aku manggut-manggut sambil menyamakan langkah kakiku dengannya. Sekarang, kami berjalan berdampingan.
Haha, kalian jangan kaget.
"Siapa?"
Ia menatapku. Tersenyum.
"... Aku."
Aku melongo.
Apa barusan? Yongguk tersenyum!? Kuulangi, Kim Yongguk tersenyum!?
Dan detik itu juga, satu kata langsung muncul di pikiranku, yang membuat wajahku sendiri memerah.
Tampan.
Tunggu. Aku tidak boleh begini.
Keterdiamanku saat itu sepertinya juga membuat Yongguk bingung. Karena setelah aku menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri dan berusaha menghindar dari kenyataan bahwa ia tampan, ia mulai melangkah pergi.
"Aku duluan, ya. Ada jadwal latihan untuk festival."
"Tunggu!" Baru dua langkah ia berjalan, aku menahan lengannya.
Yongguk berhenti. Sekarang ganti menatapku dengan wajah datar. "Ada apa?"
Gugup, aku melepaskan tanganku dari lengannya. "Aku..."
"Kau mau ikut denganku?"
Hah?
"Ah, iya! Eh, maksudku–"
"Ayo."
Detik kemudian, Yongguk memberikan gestur agar aku mengikutinya.
Demi Tuhan.
Padahal, tadi itu aku hanya mau bertanya soal penampilannya di festival (dan sedikit penasaran soal namanya yang ada dua itu).
Jadilah sekarang aku dan Yongguk berjalan bersama menuju ruang musik.
Ini terjadi secara tidak sengaja, tapi sejujurnya, tidak ada penyesalan sama sekali dariku. Terutama karena aku bisa melihatnya latihan untuk festival nanti.
Lagipula setelah aku berkenalan secara resmi dengannya, juga mendengar beberapa cerita lucu tentangnya dari Sihyun, aku merasa kecanggungan kami mulai berkurang. Aku mulai berani bertanya satu-dua hal mengenai dirinya, dan kelihatannya ia juga tidak keberatan untuk menjawab.
"Mengapa kau bisa punya nama Cina dan nama Korea? Salah satu orangtuamu dari Cina?" Aku menatapnya.
"Ibuku dari Cina. Ayahku orang Korea tapi ia besar di Cina, di sanalah ia bertemu ibuku."
"Dan kau?"
"Aku lahir dan dibesarkan di Cina. Jadi, sebenarnya aku bisa dihitung orang Cina."
"Bagaimana kau bisa pindah ke sini? Kau punya saudara di sini?"
Ia mengangguk. "Ya, ada pamanku. Ayahku berpikir lebih baik kalau aku menuntut ilmu di Korea. Aku pindah dan tinggal dengan pamanku sampai berumur tujuh belas, setelah itu aku tinggal sendiri sampai sekarang."
"Ah, begitu..." Aku kembali manggut-manggut, kemudian mengalihkan pandanganku pada pintu masuk gedung milik Fakultas Musik.
Sesaat, aku berharap kalau Eunji maupun Sihyun sedang tidak berada di sekitar sini. Kalau mereka berdua melihatku sedang berduaan dengan Yongguk seperti ini... bisa gawat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (Kim Yongguk)
FanfictionHari itu adalah hari paling membahagiakan. Hari di mana untuk pertama kalinya aku bertemu Kim Yongguk; dia yang kemudian tanpa jeda menghias hari-hari awamku, dia yang membuat segala yang buruk tak pernah terlihat buruk. Dia sempurna. Saking sempurn...