Status Baru

348K 13.5K 784
                                    

Dengan membaca dan menimbang kembali permohonan pihak penggugat saudari Nada Putri Iswara terhadap pihak tergugat saudara Wildan Nimaira, maka pengadilan negeri memutuskan mengabulkan permohonan pihak pertama selaku penggugat tanpa syarat dan ketentuan khusus yang berlaku , maka dengan ini kami nyatakan saudari penggugat Nada Putri Iswara dan juga saudara tergugat Wildan Nimaira di nyatakan resmi bercerai....

Tok tok tok...

Selesai, semua sudah selesai. Tiga Ketukan hakim mengakhiri pernikahan yang aku jalani selama satu tahun bersama kak Wildan. Pernikahan yang sejak awal memang terjadi karena ada janji almarhum orang tua ku dan orang tua kak Wildan. Pernikahan yang membuat aku merasa sesak selama satu tahun karena lelah terus mengejar cinta dari suami ku sendiri. Cinta yang tak bisa di berikan kak Wildan yang membuatnya tetap menjaga jarak dari aku meski kami sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dan jarak tersebut yang mengantarkan kak Wildan pada konsistensinya untuk tak mengambil hak nya sebagai suami ku.

Ya, aku seorang janda yang masih perawan. Belum tersentuh sedikit pun oleh jamahan pria manapun, bahkan suami ku sendiri.

Sial!!! Suami? Ralat. Maksudku mantan suami ku yang tengah duduk berjarak satu meter dari ku. Yang mengenakan pakaian senada dengan ku. Kemeja putih yang di padu padankan dengan bawahan berwarna hitam.

Aku melirik ke arah kak Wildan. Entah apa yang aku harapkan, tapi aku hanya ingin melihat, barangkali ada sedikit kesedihan di wajahnya. Tapi yang aku lihat malah kebalikannya.

Kak Wildan tersenyum lebar, nampak sangat lega, matanya bahkan berbinar. Dia berjalan ke arah hakim, menyalami ketiga hakim yang menjadi pengeksekusi pernikahan kami.

Tak mau menelan pil kekecewaan lebih banyak. Aku segera berdiri, kemudian setengah berlari meninggalkan ruangan bernuansa putih itu. Aku tak ingin kak Wildan melihat betapa menyedihkannya aku, betapa terluka nya aku dengan keputusan yang kami ambil ini.

Tidak bukan aku. Lebih tepatnya keputusan yang di paksakan kak Wildan terhadapku. Sampai - sampai agar aku menyetujui untuk menggugat cerai darinya, dia dengan berani selingkuh dengan terang - terang di depan mata aku.

Aku terus berlari, tak memperdulikan tatapan dari orang orang yang berlalu lalang dipengadilan agama. Sampai akhirnya aku tersandung batu di pinggir jalan, membuatku jatuh terjerembab dengan lutut ku yang menjadi terluka karena mencium aspal.

Air mataku jatuh. Aku menahan sesak didada, sambil memegang celana yang robek di bagian lutut. Ada luka disana, tapi luka di hatiku lebih terasa pedih.

"Mbak, gak kenapa-napa?"

Seseorang bertanya. Suaranya terdengar kaget. Entah karena dia melihat aku jatuh, atau karena aku menangis.

"Sa-kit," lirihku di antara isak tangis.

"Sa-kit ba-nget." Aku terbata-bata. Suara isakan tangisku semakin pecah.

"Mah. Pah. Nada sakit banget. Sa-kit," Aku mengadu. Memanggil-manggil kedua orang tua yang sudah tiada.

Laki-laki di depanku diam. Tidak bergerak seincipun. Aku yakin, melihat ekspresi aku yang menyedihkan, sambil mengenakan pakaian hitam putih dan berada di sekitaran pengadilan agama, dia tau bahwa aku baru saja menyandang status baru.

"Mbak," katanya. Dia memanggil, terdengar iba. Lalu berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan aku.

"Sabar ya. Tuhan pasti punya skenario yang lebih indah. Terkadang, apa yang kita inginkan, memang mungkin bukan yang terbaik buat kita." Dia menasehati.

"Nanti pasti di ganti dengan yang lebih baik,"katanya lagi, dia mencoba menenangkan aku.

"Mas-nya gak bakalan ngerti." Aku malah memarahinya.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang