Kunjungi Banyuwangi, anda pasti ingin kembali.
-Abdullah Azwar Anas-
🍰🍰🍰
Dulu, Banyuwangi terkenal dengan kemistisannnya, sehingga mendapat julukan sebagai the city of santet. Namun beberapa tahun terakhir, Banyuwangi terkenal dengan wajah yang berbeda, Banyuwangi sekarang dikenal dengan kota pariwisata, bukan hanya di Indonesia, bahkan di dunia. Ada tiga tempat wisata di Banyuwangi yang terkenal hingga mancanegara, Ijen Crater dengan pesona blue fire-nya yang hanya ada dua di dunia, Baluran National Park dengan pesona padang savanah layaknya di Afrika dan G-land dengan ombak besarnya nomor dua di dunia, surga untuk para surfer.
Baru-baru ini kementerian pariwisata juga memasukkan Banyuwangi kedalam ten destination branding, bersanding dengan kota wisata yang sudah terkenal lebih dulu di Indonesia seperti Bali, Bandung, Medan, Lombok, Jogjakarta, Jawa Tengah dan lainnya. Ten destination branding itu merupakan penyelarasan antara master-brand (Wonderful Indonesia) dengan sub-brand (branding destinasi). Maksudnya, kemenpar memilih kota-kota yang sudah memenuhi syarat sebagai simbol destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat ke Indonesia. That is cool, isn't it?
Icha tahu kalau selama setahun berada di Banyuwangi, kekasihnya itu belum pernah sekalipun menghabiskan waktu ke tempat-tempat wisata yang ada di Banyuwangi. Selain hari minggu biasanya digunakan Eza untuk beristirahat, Eza bilang juga tidak mempunyai teman akrab yang menurutnya tepat untuk meng-explore keindahan alam kabupaten yang terletak di ujung pulau Jawa ini. Bukan Eza orang yang anti sosial sehingga tidak memiliki teman, hanya saja jabatannya sebagai manager membuat karyawan di resort sedikit menjaga jarak dengannya, mungkin karena da rasa segan.
Namun setelah mengenal dan berpacaran dengannya, hari minggu Eza menjadi berbeda. Tidak ada lagi acara tidur seharian. Icha memang senang berpetualang dan bukan tipe cewek yang takut akan panas ataupun takut berkeringat, jadi dia berinisiatif mengajak Eza untuk menikmati Banyuwangi seperti para wisatawan.
Icha memang memutuskan untuk mencoba melupakan masa lalu Eza, dan setelah dirinya berbaikan dengan Eza, Icha merengek menagih janjinya untuk meminta diantarkan membolang. Jadilah minggu lalu dirinya mengajak ke waduk Bajulmati dan kemudian lanjut ke Baluran National Park, tetapi banyak keluhan yang dia ungkapkan sepanjang jalan karena dia merasa tidak bisa leluasa menikmati pemandangan di kanan dan kirinya. Saat itu Eza memang memutuskan untuk membawa mobilnya.
"Kamu sih nggak percaya, dibilangin jangan bawa mobil. Jadinya kan aku nggak bisa nikmatin pemandangan," gerutu Icha.
"Pemandangan apa sih, Cha? Hutan semua ini."
"Tapi kan udaranya beda."
"Iya beda. Ini debu semua. Kamu mau hirup? Sana buka kaca mobilnya," kata Eza jengkel, "Sana buka, kok diem?" ucap Eza lagi setelah melihat Icha terdiam.
Jalan menuju Baluran memang berdebu, apalagi saat musim panas seperti ini. Belum lagi jalannya berbatu. Aksesnya tidak mudah.
"Dibikin nyaman naik mobil biar kamu nggak kepanasan, nggak kena debu, kalau capek tinggal tidur, malah ngeluh," Eza lanjut mengomel melihat Icha yang masih diam saja. Eza tidak habis pikir, cewek lain mengeluh kalau diajak naik motor, Icha malah mengeluh kalau diajak naik mobil.
Sesampainya di Baluran, Icha masih saja diam dangan muka ditekuk membuat Eza semakin kesal, "Mau turun atau pulang?"
Tahu kalau Eza tidak mungkin bersikap manis dan membujuknya dengan kata-kata manis, Icha memilih turun sebelum Eza benar-benar memutuskan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
S(hit)weet Love
ChickLitBukan pertemuan manis yang awalnya. Namun, juga bukan berarti pahit pada akhirnya. Setiap orang berhak merasakan pahit dan manisnya cinta terlepas dari buruknya masa lalunya, bukan? Krissa Anigra Fahreza (Icha) adalah seorang Pastry Chef di Outlet R...