part 1

104K 1.8K 59
                                    

Happy reading ❤

                     BAB 1
Perkenalkan namaku tatiana Jasmine matthew, gadis berumur 17 tahun, sekitar lima hari yang lalu.
Orang tuaku meninggal saat usiaku masih genap 1 tahun. Mereka mengalami kecelakaan pesawat saat akan berlibur.
Pesawat yang mereka tumpangi mengalami kesalahan teknis entah apa itu aku juga tidak tahu. Pesawat yang di tumpangi mommy dan daddy jatuh di tengah laut, dan tidak ada satu orang pun yang selamat. Jasad mereka pun tidak ditemukan sampai saat ini. Pencarian sudah di berhentikan saat kejadian sudah 5 tahun berlalu. Dengan alasan jasad sudah di makan ikan buas.

Sekarang aku tinggal dengan adik dari Mommy, Damian Scott.
Semua kebutuhan hidupku yang menanggung om Damian. Daddy-ku, Matthew memiliki perusahaan di bidang pertambangan emas, Batu bara dan perhotelan. Mommy juga memiliki perusahaan di bidang impor export barang branded.

Well... Kalian bisa tahu bagaimana kayanya orang tuaku. Perusahaan Daddy bahkan masuk ke dalam 10 besar perusahaan terbesar dan berpengaruh di dunia.
Saat ini untuk sementara perusahaan Mommy dan Daddy om Damian yang menjalankan sampai aku menginjak usia dewasa dan siap berkecimpung di dunia bisnis.
Om Damian juga memiliki perusahannya sendiri di bidang teknologi.
Ya.. Meskipun tidak sebesar milik Daddy. Kalau perusahaan Mommy dan Daddy yang sudah masuk kepasar Eropa. Sedangkan perusahaan milik om Damian baru mencapai pasar Asia saja.
Bayangkan om damian mengelola tiga perusahaan secara bersamaan sendiri. Tapi yang pasti di bantu juga oleh orang kepercayaannya. Saking sibuknya, dalam satu hari ia bisa berpindah-pindah kota bahkan bisa Negara hanya untuk datang ke pertemuan klien.

Kalau kalian mengira om yang ku maksud adalah om-om tua, dengan uban dimana-mana, perut buncit, berkacamata tebal, dan botak. Jawabannya adalah BIG NO.

Om Damian Scott, adik dari Mommy, pria berusia 30 tahun dengan tinggi 186, berat badan 75, kulit berwarna putih, dengan rahang tegas, badan kekar karena rajin berolahraga, tatapan mata tajam berwarna coklat yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut hanya dengan tatapan matanya.

Well.. Kenapa aku bisa tahu sampai sebegitunya? Anggaplah aku ini keponakan yang merangkap menjadi penguntitnya. Haha... Terdengar aneh memang.

Sejak setahun yang lalu aku mulai terobsesi dengan omku yang tampan dan seksi, 'ok abaikan kalimatku yang terakhir'. Aku mulai terobsesi dengan om Damian saat dia berbicara dengan lantang mengucapkan kata 'aku lebih berharga dari apa pun, dan tidak bisa tergantikan, termasuk nyawanya sendiri'.

Kalian bisa bayangin bagaimana jika kalian berada diposisiku.

Flashback on

Saat itu, aku di culik oleh seseorang yang tidak aku kenal. Dia berbadan besar mirip kingkong yang kulihat di film-film saat sepulang sekolah. Aku disekap semaleman tanpa di beri wejangan apa-apa oleh si penculik. 'Sepertinya aku harus berhenti menonton film di mana si korban di beri makan sebelum di bunuh.'

Pagi buta om Damian baru datang menjemputku dengan keributan yang besar. Dia manggil-manggil namaku seperti orang frustasi mencari belahan jiwanya yang hilang. 'Sepertinya aku harus mengecek kondisi kejiwaanku'

Saat om Damian menemukanku, ia langsung menghambur memeluk. 'halalin neng dulu bang.. Baru peluk-peluk, cium-cium, ena-ena juga boleh kalo udah syah, neng mah pasrah aja bang.'

Tentu saja aku dengan senang hati menyambut pelukannya. Mataku terbelalak saat ada om-om jelek muka sangar, pala botak, memukul kepala om Damian sampai mengeluarkan darah di kepala dan om Damian juga tersungkur akibat pukulannya. Aku memekik melihat kondisi om Damian. Aku mengira om Damian sudah tidak bisa melakukan perlawanan akibat ulah kingkong burik itu. Aku salah besar. Om Dami berdiri tega seolah tidak terjadi apa-apa. 'Woah om makan beton ya, bisa sekuat itu, apa lagi kalo diranjang? Mommy maafin Tatiana yang omes ini..'

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang