part 5

66.1K 1.5K 18
                                    

Damian mendekat untuk membuka pakaiannya. Tatiana hanya menurut dan menundukan kepala karna malu.
Damian membuka mulai dari tangan yang tidak di giv. Lalu kepala tatiana dan baru tangan kanannya yang sedang di giv. Lalu terakhir kepalanya. Sekarang tatiana sudah polos menunjukan gunung kembar milik tatiana yang tidak kecil ataupun tidak besar.

Tatiana hanya menunduk sedari tadi menahan malu yang teramat sangat. Sedangkan damian hanya memasang muka datar seperti biasa.

'Si om ga narmol kali ya, liat yang kaya gini ga ngefek apa-apa. Yah... Mungkin om ga pernah nganggep gue sebagai cewek. Begok... Begok... Guenya aja yang terlalu ngarep lebih.' batin tatiana sedih.

"Selesai." ucap damian yang sudah memakaikan pakaian tatiana.

"Tunggu disini, om bawakan bubur habis itu minum obat." damian berdiri ingin keluar, namun tangannya ditahan oleh tatiana.

"Tiana ga mau bubur." lirih tatiana.

"Kamu masih sakit, biar om masakan bubur."

"Yang sakit tangan tiana om... Bukan mulut tiana." tatiana merengek.

Damian menghembuskan nafas menyerah dengan keras kepala tatiana.

"Ok.. Ok... Kamu mau om masakan apa." tanya damian. Mata tatiana berbinar senang.

"Tiana mau makan nasi goreng beef. Ah... Jangan lupa di tabur keju di atasnya." kata tatiana semangat.

"Iyaa... Iya.... Kamu tunggu disini om masak sebentar." damian hendak keluar namun tatiana mencegahnya lagi dengan cara yang sama, memagang tangan damia.

"Apa lagi." tanya damian lagi.
Tatiana tidak menjawab.

"Maaf." ucap tatiana menunduk dan dengan suara sangat pelan, namun masih bisa didengar oleh damian.

"Maaf tiana ga dengerin kata-kata om." tatiana menatap damian.

"Tiana ga mau pindah. Tiana ingin terus bersama om. Aku janji bakal nurut, dengerin kata-kata om. Tiana mohon jangan suruh tiana pergi." ucap tatiana lagi dengan bersungguh-sungguh dan dengan mata yang berkaca-kaca.

Damian mengusap pucuk kepala tatiana. Lalu mengecupnya. Tatiana memandang damian yang sekarang telah duduk di sampingnya.

"Kali ini om maafin dan om ga akan nyuruh kamu pergi." damian mengelus pipi tatiana dengan ibu jarinya.

"Om udah sering denger kamu janji seperti ini. Dan lagi-lagi om percaya dengan janji-janji yang selalu kamu ingkari. Untuk yang terakhir om akan percaya dengan janji kamu yang ini. Tapi tidak untuk seterusnya. Kalau kamu mengingkarinya lagi, om benar-benar akan memindahkanmu. Bukan ke tempat madam rose, melainkan tempat kakekmu di manhattan, amerika." ucap damian serius.

Tatiana meneguk salivanya dengan susah payah, melihat ekspresi damian yang serius. Ini kali kedua (kek lagu *abaikan*) melihat om nya seserius ini. Pertama saat tatiana diculik. Damian dengan wajah datar namun mematikan menyuruh suruhannya untuk menangkap pelaku.

Kali ini damian mencium kening tatiana cukup lama.

"Om seperti ini karna om tidak mau melihatmu terluka. Om sayang sama kamu."

Tatiana menatap damian tidak percaya.
'Dia bilang apa?? Sayang sama gue.' ucap batinnya tidak percaya.

"Om sudah berjanji pada ibumu untuk selalu menjagamu seperti anak om sendiri."

Flashback

"Damian." panggil seorang wanita cantik dan anggun dan yang sedang mengandung besar.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang