prolog

127K 2.3K 12
                                    

"tatiana, kamu ini bukan anak kecil lagi, kamu tahu mana yang baik dan tidak."

Yang di beritahu hanya cuek tidak menanggapi, dan dengan santainya mengganti pakaian hanya menyisakan bra berwarna putih di depan omnya, dengan tengtop berwarna putih dipadukan jaket kulit berwarna hitam.

"TATIANA.. APA KAMU TIDAK MENDENGARKAN OM." marahnya lagi dengan nada tinggi.

"Stop om, tatiana tahu, tatiana bukan anak kecil lagi, jadi tidak perlu mengatur-atur tatiana, om bukan ayah ataupun ibu aku."

Tatiana pergi dan hendak membuka pintu, namun dicekal oleh om damian.

"Karena mommy dan daddy kamu telah menitipkan kamu pada om, karena kamu keponakan om."

Tatiana menatap nanar om damian, dan menghempaskan kasar tangannya.

"Itu yang bikin aku begini, karna om itu, om aku," tatiana berhenti sejenak kata-katanya.
"Karna tatiana menyukai om sebagai pria, bukan om adik dari mommy, tatiana benci jadi keponakan om." mata tatiana berkaca-kaca setelah mengutarakan perasaannya.

"Itu tidak benar tatiana, itu tidak boleh terjadi, mungkin perasaan kamu hanya perasaan biasa karna kamu selalu bersama om, itu perasaan biasa di usia kamu, dan itu bisa berubah dikemudian hari."

Tatiana menatap damian tidak percaya, damian hanya menganggap perasaannya hanya Cinta monyet. Dengan berani tatiana menghampiri damian melepas jaket kulit dan tangtop yang baru ia kenakan dan hanya menyisakan bra putihnya.

"Apa yang kau lakukan tiana." damian terkejut apa yang di lakukan tatiana dengan berani.

tatiana tidak mempedulikan damian, ia semakin mendekat hingga tidak ada jarak diantara dirinya dan damian, terasa hangat deru nafas damian begitu terasa. Tatiana berjinjit menyamakan tinggi damian, dia mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya dengan bibir damian. Tidak ada perlawanan dari damian, tatiana pun mulai memainkan bibir atas dan bawah milik damian.
Damian pun mulai menutup matanya menikmati permainan tatiana. Damian ingin menolak karna apa yang dilakukannya saat ini adalah saah besar, namun hati kecilnya sangat menginginkan ini, bahkan sekarang damian membalas ciuman itu tak kalah panas.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang