Dering alarm terdengar nyaring, mengganggu gue yang masih ingin memejamkan mata lebih lama lagi.
Benda berisik itu berbunyi kembali, entah sudah keberapa kalinya. Suara alarm pengganggu di pagi hari itu memang sangat menyebalkan! Entah kenapa gue selalu benci, tapi anehnya benda itu ada di kamar ini juga karena gue yang membutuhkan dan gue sangat bergantung sama alarm. Karena hanya dia yang mau bangunin gue.
"Jam berapa sih? Berisik banget itu alarm! " Dumel gue yang masih belum membuka mata dan tentunya masih berselimut hangat di atas kerajaan kasur milik gue. Kalau kalian nggak tahu, itu namanya kasur.
Nggak lama suara gedoran pintu yang cukup keras terdengar, bahkan suaranya jauh lebih keras dari toa penjual tahu bulat yang digoreng dadakan, membuat tidur gue semakin terusik.
Gue menutupi telinga gue dengan bantal, berharap agar suaranya tidak semakin mengganggu. Tapi gedoran pintunya justru malah dibuat-buat. Gedor pintu serasa main drum.
"SIAPA SIH WOY?! BERISIK! JEBOL NTAR PINTU GUE! " Teriak gue dengan penuh kekesalan yang sudah sampai di pucuk ubun-ubun.
"INI GUE SI COWOK KECE! "
Tunggu! Kalau dari julukan dan suaranya, gue yakin ini pasti si Chentong nasi padang. Secara dia selain hobby ketawa, hobby meninggikan diri sendiri juga soalnya.
"ELAHH! CHENTONG NGAPAIN SIH LO KE KOSTAN GUE? BERISIK TAHU! "
"KALENDER LO TANGGAL MERAH SEMUA YE?! GUE KESINI BUAT BANGUNIN LO! "
Padahal gue orangnya paling tidak suka di bangunkan kalau lagi tidur enak kayak gini. Pagi gue kok buruk sekali ya?
"GUE NGGAK PERLU DI BANGUNIN! " Teriak gue lagi. Lebih keras dari sebelumnya.
"KALAU NGGAK GUE BANGUNIN NANTI LO TELAT SEKOLA, NYET! "
"MASIH MALAM GINI! " Balas gue lagi. Iya kan masih malam? Iya dong?
"MALAM MATA LO TIGA! INI UDAH MAU JAM TUJUH WOY! "
Ya kan gue bilang masih malam tadi!
Tunggu! Jam tujuh malam atau pagi nih? Gue menyingkap selimut lalu mengecek alarm gue di atas meja.
Jam tujuh pagi woy!
Astaga, gue bisa telat kalau kayak gini! Sialnya gue baru ingat kalau hari ini yang mengajar di kelas adalah Pak Epil, Guru killer yang teramat sangat gue hindari. Asal kalian tahu, gue pernah dimasukin ke ruang BK sama beliau. Alasannya sepele, gue makan pisang terus kulitnya gue buang sembarangan. Pada saat itu juga Pak Epil lewat, ya jatuh deh.
Gue dimarahin, padahal gue nggak salah apa-apa. Cuma buang kulit pisang masa iya dianggap kesalahan? Iya dong?
"WOY MIS! LO MASIH HIDUP KAN DI DALAM? JANGAN MATI DULU, GUE BELUM PUNYA DUIT BUAT NGELAYAT SAMA BELI KEMBANG BUAT NYEKAR! "
Brengsek banget ya temen gue yang ini?
"KURANG AJAR LO! " Gue mengatur napas sabar terlebih dahulu setelah berteriak kembali. Setelah itu gue berlari ke arah kamar mandi. Dan yang pasti gue ke sana untuk mandi. Beberapa menit kemudian gue keluar dengan memakai seragam sekolah yang lengkap.
Gue mandinya kayak lagi balapan, ngebut banget! Untung semalam gue sudah menyiapkan semua perlengkapan sekolah di dalam tas. Jadi sekarang tinggal berangkat. Berangkat naik apa?
"Lo masih di sini? " Sontak itu pertanyaan yang keluar dari mulut gue saat melihat Chen yang sedang bersandar di tembok, jarinya memainkan game online di ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET CHAOS | Lay (masa revisi)
Fiksi Penggemar(!) BEBERAPA PART DI-UNPUB UNTUK REVISI!!! (!) JUDUL SEBELUMNYA "MY SWEET TEACHER" - "Kekacauan termanis dalam hidup adalah saat seseorang sedang jatuh cinta. "