Kenyataan

6.8K 284 0
                                    

" Apa?? " Kata Sakura terkejut. " Jadi ini bukan hanya sekedar kemiripan tiap manusia memiliki tujuh kembaran? "

Arin menggeleng, " Jasmine kembaranmu karena ia lahir lima menit lebih dulu dari dirimu makanya ia adalah kakakmu. Jasmine meninggal saat melahirkan Angel. " Jelas Arin sendu.

" Padahal jika Jasmine masih ada, aku sangat ingin bertemu dengannya karena aku merasa bersalah sudah mulai mencintai suami kakak ku sendiri. " Bathin Sakura.

" Aku percaya semua ini. " Kata Sakura memecah keheningan yang sudah berlangsung selama sepuluh menit itu.

" Benarkah? Kami percaya kami orang tua kandungmu? " Tanya Sam tersenyum lebar.

Arin mengangguk, " Aku percaya kalian memang orang tua kandungku tapi jika kalian berharap aku bersikap seperti putri kalian maaf aku belum bisa karena aku saja masih canggung dengan kalian. " Jelas Sakura menutup buku album yang tadi diberikan oleh Sam.

Arin menggeleng dan memeluk Sakura, " Tidak apa-apa Sakura. Ibu juga tidak berharap lebih melihatmu masih hidup dan tumbuh sebaik ini, ibu sudah sangat bersyukur. "

Sam mendekati Arin dan Sakura yang berpelukan dan ikut memeluk tubuh istrinya. " Terima kasih Tuhan, atas semua ini setelah sembilan belas tahun lamanya akhirnya putriku kembali. " Kata Sam pelan sambil mencium pucuk kepala Sakura dan istrinya.

" Seandainya saja Jasmine masih hidup. " Bathin Sam menatap foto Jasmine teduh. " Pasti kebahagiaan ini semakin lengkap. " Sam beralih menatap Arin yang tersenyum manis, sudah lama Sam tidak melihat senyum itu. Bukan berarti selama ini Arin tidak pernah tersenyum tapi Sam tahu senyum itu tidak pernah terlihat selalu bahagia dan lapang, kali ini akhirnya Sam bisa melihat senyum itu lagi dari Arin.

Arin merasa entah kenapa takdir selalu mempermainkannya, dimulai saat dulu demi pengobatan ibunya ia terpaksa menjual dirinya pada Sam Benedict yang kini telah bergelar sebagai suaminya, lalu kemunculan psikopat Alex. bersamaan dengan itu kehadiran kakak kandungnya yang tidak pernah diketahuinya, kecelakan yang membuatnya koma selama sepuluh bulan yang bahkan membuatnya menderita penyakit CIPA, lalu hilangnya Sakura yang disusul seminggu sesudah itu kepergian ibunya kembali ke sisi Tuhan dan yang terakhir adalah putri sulungnya yang menyusul kematian lebih dulu daripada dirinya sebagai orangtua. (Baca:Kiss To The Money)

" Tapi.." Sakura melepaskan pelukannya dari Sam dan Arin lalu menunjuk Affy, " Siapa pria ini? Apa dia adikku? " Sakura menatap Affy yang daritadi diam. Affy memutar bola matanya mengingat betapa bodohnya gadis yang hari ini diakui oleh orangtuanya adalah anaknya yang berarti gadis itu adalah kakaknya. Padahal dulu kak Jasmine sangat pintar tapi sepertinya kak Sakura kebalikan dari kak Jasmine.

Sam mengangguk, " Dia adikmu dan dia baru kelas 3 SMA itu artinya dia beda enam tahun darimu. " 

Kening Sakura mengerut, " Kelas 3 SMA? Tapi rasanya aku pernah bertemu dengannya. " Sakura mengusap dagunya berusaha mengingat. Sakura melebarkan matanya sambil menepuk tangannya sekali, " Aku ingat sekarang, aku pernah bertemu denganmu di bar, bukan? " Sakura bingung, bagaimana bisa anak nakal ini masuk ke bar padahal ada peraturan hanya yang berumur 20 tahun keatas yang boleh masuk ke bar itu.

Arin melotot tajam pada Affy, " BAR??!! Apa yang kau lakukan di bar haah!!?? Apa aku pernah mengajarimu pergi bersenang-senang ke bar? " Tanya Arin marah sambil memukul punggung Affy.

" Akhh..ibu sakit.. aku hanya pergi minum kok, tidak ada apapun, aku pun masih polos tidak pernah melakukan hal apapun. " Kata Affy sambil merintih kesakitan.

" Siapa yang bisa memastikan kau itu masih polos atau tidak, kau saja ternyata sering menipuku..dasar anak nakal. " Kata Arin marah, ia tak mengerti dengan sikap putranya itu.

My Lady SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang