"Kamu bilang kamu mencintaiku," kataku dengan seluruh tubuh yang bergetar.
Dalam sunyi kami berdiri, saling berhadapan. Hanya berdua, di bawah langit yang penuh bintang. Ia berusaha menangkap sepasang mataku dengan miliknya sementara aku menunduk sambil menahan air mata. Di bawah langit malam kami diam tanpa suara, tidak ada yang bisa didengar kecuali suara napas yang beraturan dan suara detak jantung. Sebelum aku sadari air mata menetes perlahan menuruni pipiku. Sunyinya menyiksa, seakan ingin membunuh pelan-pelan. Semuanya sejelas kristal, jawabannya tidak—ia tidak pernah mencintaiku.
Ia mengambil satu langkah ke depan, mempersempit jarak yang ada di antara kami. Jari telunjuknya menyentuh daguku lembut, terlalu lembut seakan aku rapuh, lalu matanya mengunci mataku. Ibu jarinya mengusap air mata yang jatuh ke pipiku sambil berbisik, "Itu bohong."
Saat itu aku bisa merasakan semua yang ada dalam diriku hancur.
Jantung rasanya berhenti berdetak untuk beberapa saat.
Dan tangis pun meledak.
Sementara langit dan air mata menjadi saksi,
ia berjalan menjauh dengan pasti.—
he never loved me.

KAMU SEDANG MEMBACA
Excerpts of Stories
RomanceKutipan cerita dari buku yang tidak pernah ada. © 2017 by fools-goldie All Rights Reserved.