Semuanya telah berubah tapi ia masih sama. Saat musim mulai berganti, waktu terus berjalan, dan bumi terus berputar, ia tetap sama.
Masih dengan senyumnya yang manis, tawanya yang lepas, sepasang matanya yang mengintimidasi, hidungnya yang lumayan mancung, bibirnya yang tampak penuh, dan aromanya yang masih aku ingat jelas sejak terakhir kali aku memeluknya.
Semuanya terlihat sama. Tatapan matanya masih teduh dan dirinya masih terasa seperti rumah.
"Katakan padaku tentang kita," kataku membuka suara lebih dulu. "Apakah yang dulu kita miliki itu nyata?"
Keningnya berkerut sedikit. "Yang kita miliki?"
Ia masih sama, kemampuan otaknya masih suka lambat dalam mencerna perkataanku, seperti dulu. Kedua sudut bibirku terangkat ke atas sementara diriku berusaha keras untuk tidak memeluknya erat karena gemas.
"Ya, hubungan kita. Apakah itu nyata bagimu?"
Ia terdiam sejenak tanpa jawaban. Kedua lengannya jatuh bebas di sisi tubuhnya, membuatku mengingat saat dulu ia selalu membuka lengannya untuk membiarkanku memeluknya erat. "Yang kita miliki..."
Hanya itu yang dia ucapkan sebelum alam bawah sadarku mengenang hal manis di antara kita. Seperti ketika ia dibalut rindu sepanjang malam dan keesokan paginya langsung membungkusku dengan tubuhnya sambil mencium puncak kepalaku berkali-kali.
"Itu nyata."
Mungkin saat itu semesta sedang memberikan sebuah kesempatan untuk memulai kembali.
"Tapi..."
Atau mungkin semesta bertujuan untuk memisahkan apa yang tidak seharusnya bersama lagi.
"Aku tidak bisa lagi memiliki hubungan denganmu."
Saat itu aku menyadari satu hal yang tidak aku sadari sejak awal yang mana seharusnya telah aku ketahui sebelumnya.
Semuanya telah berubah, begitu pun dengan perasaannya terhadapku.
—
maybe we aren't meant to be together,
but all i'm asking for is us to be together.
![](https://img.wattpad.com/cover/113014634-288-k703248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Excerpts of Stories
Roman d'amourKutipan cerita dari buku yang tidak pernah ada. © 2017 by fools-goldie All Rights Reserved.