Coba baca dulu.. Ada real dari kehidupan gue. Typo? Pasti ada!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pranggg
Terdengar suara benda yang pecah. Itu suara piring yang pecah karena dilempar oleh hardi."APA INI HAH? KAU MEMBERI MAKAN AKU DENGAN SAYUR ASIN SEPERTI ITU HAH?" teriak Hardi pada Aisyah istrinya. Aisyah hanya menangis dalam diam.
Ada seorang gadis yang baru saja berumur 16 tahun. Gadis polos yang suka ngurung diri dikamar. Keluar hanya waktu sekolah dan ketika dipanggil orang tuanya. Adira.. Gadis itu tengah bersiap berangkat sekolah.. Mendengar pertengkaran orang tuanya tidak membuat dia menitihkan air matanya, karena air matanya sudah mengering dan tidak ingin keluar.
Adira berjalan keluar kamar.
"Mau kemana kamu?" tanya Hardi sedikit berteriak.
"Sekolah yah.." setelah itu dia berlari keluar. Dia tidak ingin banyak bicara dengan orang tuanya dan dia menghindar agar tidak mendapat pukulan dari sang ayah..
Dia selalu berfikir tentang keluarganya. Dia percaya Tuhan tidak akan memberi ujian kepada ciptaan-Nya melebihi apa yang mereka bisa dan pasti ada jalan untuk menyelesaikan ujian itu. Tapi, kapan ujian itu akan berakhir. Itu pertanyaan Adira. Sesungguhnya Adira sudah tidak kuat dengan ujian yang Tuhan berikan.
Adira mengayuh sepedanya menuju sekolahannya, berjarak kuranglebih 200 meter dari rumahnya. Sampai akhirnya dia sampai diparkiran. Dia bergegas masuk kelasnya. Kelas 11ips1, dia bercita2 menjadi seorang sarjana hukum dan menjadi seorang pengacara yang jujur dan menjalankan pekerjaannya dengan benar tanpa melihat derajat seseorang.
Bahkan dia disekolah pun jarang berinteraksi kepada teman2nya dia lebih senang menyendiri. Adira termasuk murid yang pandai, bahkan dia pararel 1 dari jurusan ips maupun ipa, dia mampu mengalahkan anak ipa sekaligus yang banyak menjudje kalo anak ipa itu jenius dan anak ips itu bodoh, itu adalah pemikirana yang salah.
Banyak teman2 sekelas bahkan satu sekolahannya, mengira kalo Adira itu antisosial.
"Dir.. Dicari pak Dadang. Lo disuruh nemui diruangannya" jelas Megan teman sekelas Dira. Adira hanya ngangguk dan langsung pergi ruangan pak Dadang tanpa menaruh tasnya terlebih dahulu karena Dira tadi belum masuk kelas dan udah dikasih kabar Megan.
Sampailah ia diruangan pak Dadang. Dira menetuk pintunya. Setelah mendapan jawaban dia masuk. Terlihatlah seorang yang menggunakan batik khas seorang PNS dan seorang murid cowok mungkin seumuran Dira.
"Dira.. Duduk" perintah pak Dadang. Dira duduk disamping murid itu.
"Saya memanggil kamu kesini. Saya mau minta bantuan kamu Dira. Kamu kenal murid ini?" tanya Pak Dadang seraya menunjuk murid cowok yang sedari tadi cuek dengan pak Dadang maupun Adira.
Dira hanya menggeleng tanda tidak mengenal murid itu, setelah melihat sekilas murid itu.
"Lo gak kenal gue? Gila.. Gue Derry prastyo. Lo gak kenal?" tanya Derry itu, Derry termasuk jajaran anak most wanted disekolahnya. Dan dapat julukan the crocodile king.
"Maaf pak. Bantuan apa ya?" Adira mengacuhkan pertanyaan bodoh Derry dan Derry hanya mendengus kesal.
"Kamu kan anak pandai.. Bapak minta tolong kamu lesin Derry setiap pulang sekolah minimal satu jam dan kamu dapat bonus juga. Saya mohon, Derry itu murid yang kelewat pinter. Kamu tidak keberatan kan?"
"Tap-"
"Bapak mohon"
"Iya udah, saya mau" pasrah Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi
Fanfictionkekerasan yang selama ini lo rasakan. pertengkaran yang selalu lo lihat. tangisan yang lo lakuin. ketakutan yang melanda diri lo. baca aja.. kalo suka ya Alhamdulillah