Aku tak tau kenapa Tuhan begitu tega denganku!. aku tau, Aku bukanlah manusia tanpa dosa. Tapi, bisakah Tuhan memberi aku kebahagiaan sedikit.Haha tapi itu hal konyol.yang mungkin yang aku minta.Aku tak butuh kebahagiaan, satu.yang Mau inginkan, Kematian!!! Jadi cepatlah ambil nyawa sialan ini.
Aku capek dengan kekejaman dunia, kebanyakan Drama.Dan omong kosong. Apa kalian tau??
****
Dengan pandangan penuh harap, Derry terus berdoa agar Dira tidak terjadi apa apa, begitu juga dengan Mery yang menangis dalam diam.
Sebuah langkah kaki mendekati Derry.
"Ganti pakaian lo sana" ujar Zuhda sambil nyodorin kaos hitam miliknya. Zuhda datang dengan Arya dan Deka, setelah di kabari Derry.
Derry hanya diam, dan air matanya terus mengalir keluar..
"Sob lo harus kuat, gue yakin Dira gak kenapa-napa" ujar Deka. Derry masih diam. Zuhda, Arya dan Deka pasrah dan ikut duduk dikursi yang disiapkan RS. Hardi duduk dilantai macam orang gila.
Sobatnya tahu apa yang dialami oleh Dira, yups bunuh diri.
Flash back on
Setelah Dira pergi, Derry pun mencari mobilnya guna mengejar Dira.
Sampainya dirumah Dira, Derry langsung mengetuk pintu dan dibuka oleh Mery.
"Emm, maaf Dira nya ada?" Tanya Derry
"Ada, baru saja pulang. Apa kamu temannya? Oh ya saya tante Dira" Derry mengangguk.
"Kenapa dia pulang dengan basah?" Selidik Mery.
"Ada yang iseng tante, saya boleh temui Dira?"
"Oh, dia dikamar, itu dia kamarnya"
Setelah mendapat ijin dan ditemani Mery, Derry mengetuk pintu kamar Dira dan tidak ada sautan dari Dira. Karena khawatir, akhirnya pintu didobrak dan didorong.
"Dira!!" Pekik Mery dan Derry bersamaan.
Flash back off
Sudah hampir 2 jam Dira ditempat itu, Dadang selaku kepala sekolah Dira maupun ayah Derry baru sampai.
"Derry.." panggil Dadang. Derry hanya diam. Sampai... Suara pintu UGD terbuka...
"Bagaimana ponakan saya dok" ujar Mery. Derry menatap dokter itu penuh harapan.
"Maaf, kita sudah melakukan yang terbaik, pendarahan ditangannya cukup parah dan lagi pasien mempunyai riwayat gagal ginjal. Pasien lebih disayang Tuhan. Kami turut berduka" ujar dokter yang mengurus Dira. Derry langsung bangkit.
"Lo bohong kan hah! Dokter macam apa lo. Gak becus, anjungan lo gu-" ujar Derry penuh emosi sambil nyekik dokter itu, untung Deka langsung menarik Derry.
"Sus catat jam kematiannya, Saya permisi" ujar dokter itu setelah lepas dari cekikan Derry langsung pergi, tanpa marah kepada Derry. Karena dia tau apa yang dialami oleh keluarga pasiennya.
"ARRGGGGHHH" teriak Derry, dipukulnya tembok RS itu. Mery? dia entahlah.. Dia hancur\senang, tapi yang jelas wajahnya menampakkan kesedihan yang mendalam.
Semua masuk kedalam UGD. Ada sebuah bankar tertutup sebuah kain putih. Dan ada tulisan 'meninggal hari rabu pukul 6.45 karena kecelakaan'
Itu Dira. Derry membuka kain itu. Terlihat wajah pucat Dira dengan banyak jaitan dikepala dan pipinya. Matanya terpejam dengan sedikit tarikan diujung-ujung bibirnya sehingga terlihat seperti tersenyum. Mery benar-benar menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi
Fanfictionkekerasan yang selama ini lo rasakan. pertengkaran yang selalu lo lihat. tangisan yang lo lakuin. ketakutan yang melanda diri lo. baca aja.. kalo suka ya Alhamdulillah