5

3.8K 334 67
                                    


Hari berlalu begitu cepat.

Hari yang panas. Dira menikmati baksonya dikantin paling ujung. Suasana kantin begitu ramai.

Dira menikmati baksonya dengan lahap, dia tidak peduli dengan orang2 yang mencemoohnya. Menurutnya, ini hidupnya. Bukan hidup orang, jadi dia gak mau ambil pusing tentang pendapat orang.

"Woi cupu!" bentak Mila sambil mukul meja  yang ditempati Dira. Dira masih lanjutin makannya, perutnya benar-benar minta diisi.

"Budek lo" bentak Mila lagi. Dira masih lanjut makan, sampai...

"Berdiri lo" Mila murka sambil narik rambut Dira sampai membuat Dira berdiri. Murid yang lain pada ngerubungi Mila cs yang nge bully Dira itu.

Dira hanya meringis kesakitan.
"Gue pernah ingetin elo, JAUH-JAUH DARI DERRY" bentak Mila diakhir kalimat nya.

" dasar cupu. Lo tu gak pantes deket-deket sama Derry. Lo itu cuma sampah" desis Mila sambil mendorong Dira sanpai jatuh tersungkur. Jam istirahat memang jarang guru yang jalan2 diarae kantin, jadi Mila cs aman.

Mila mengambil mangkuk bakso milik Dira, hendak menumpahkan isinya ke Dira. Dira sudah menutup mata, saat mangkuk itu udah diatasnya.

5 detik, 10 detik Dira tidak merasakan ada yang aneh. Dia membuka mata.

"Lo gak papa kan?" tanya Derry khawatir. ya itu Derry.

Saat masuk  kantin, Derry yang melihat Mila hendak menuangkan kuah bakso ke Dira, dia langsung berlari dan menutupi tubuhnya Dira dengan memeluk Dira dan itu membuat Derry yang terkena tumpahan kuah bakso dan bakso yang menggelinding dari kepalanya.

Dira mendorong tubuh Derry dan dia berdiri. Dira langsung pergi, Derry mengejar Dira.

Zuhda, Arya dan Deka.

"Dasar pawang ular. Congor lo emang minta di gerus ya. Kelakuan kek anaconda. Gue racuni sianida kek Mirna baru tau rasa lu" cerocos Deka yang emang gak nyambung itu.

"Apaan sih lo. Kalo gue pawang ular berarti elo ularny" ujar Mila gak mau kalah.

"Emang, kalo gua ular masalah buat ngana?" saut Deka gak mau kalah, kek cabe aja tu si Deka.

"Gue ingetin lo mil, udah lo gak usah bully orang bisa kan? Dira punya salah apa sama lo?" ujar Zuhda yang emang rada waras.

"Kalo Dira mati. Gue berhenti bully dia" desis Mila sambil beranjak pergi.

"Wooo sarap, gue jadiin lo telur orak arik lo. Cantik kagak, belatung iya lo" ujar Arya sambil teriak.

"Ngapain lu pada masih ngumpul dimari? Minta upil gue? Bubar sono" ujar Deka, siswa pada pergi bubar.

****

Dira pergi dari area kantin.

"Dir tunggu" Derry menahan jalan Dira dengan memegang lengannya.

"Gue mohon sama lo. Pergi dari gue. Gue mohon" ujar Dira dengan tatapan memohon. Derry melepas cengkraman tangannya dilengan Dira.
"Kalo lo jauh dari gue, Mila gak bakal gini in gue. Lo sama gue cuma ada hubungan saat lo belajar sama gue" lanjut Dira, dia tidak menangis. Hanya saja dia terlihat lelah, lelah dengan takdirnya.

"Gue gak maksud gitu Dir, gue mohon sama elo. Kalo Mila bully lo. Lo bisa lawan dia" terang Derry.

"Oke gue lawan dia. Dan dia tambah bully gue. Lo tau saat orang bully lo dan lo tanggepin pasti mereka seneng. Dan itu membuat elo tambah dibully" ujar Dira dengan datar.

"Maaf kalo gue udah buat lo susah" lirih Derry.

"Nanti pulang sekolah gue tunggu diperpus" Dira langsung pergi gitu aja. Dia gak peduli dengan Derry.

DepresiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang