Chapter 10

10.3K 814 107
                                    

"Kenapa semua terasa semakin menyakitkan."
-Jungkook-

.

.

.

.

.

  Sudah 1 jam Jungkook berdiri didepan pusara kedua orangtuanya setelah kepergian Taehyung . Jungkook sengaja tidak menemui dan mengampiri Taehyung, karena dia tahu disaat seperti ini hyungnya butuh waktu untuk sendiri. Tidak ada yang Jungkook lakukan selain menatap sendu pusara kedua orangtuanya itu. Ingatan tentang Taehyung yang menangis terus terngiang-ngiang dikepalanya. Tangisan yang sama seperti 5 tahun lalu, dan..itu membuat Jungkook mengingat kembali akan kematian orangtuanya. Jungkook merasa bahwa dia adalah dongsaeng yang tidak berguna, karena bahkan untuk menghapus air mata hyungnya pun dia tidak sanggup. Dan itu semakin membuat hatinya sakit. Jungkook sangat ingin menangis didepan pusara Orangtuanya tapi dia tidak bisa, karena dia sudah berjanji untuk tidak menunjukan air matanya pada orang² yang dia sayangi.

"Appa..Eomma..beritahu apa yang harus Kookie lakukan, bagaimana caranya agar Kookie bisa mengembalikan Hyungdeul seperti dulu lagi..Kookie merindukan mereka yang dulu..sangat..sangat..merindukan mereka dulu..,Appa..Eomma..apa Kookie akan bisa melakukan semua itu ?" ucap Jungkook lirih

"Kookie sangat berharap bisa melihat Hyungdeul yang dulu, sebelum..Kookie menemui kalian nanti." ucap Jungkook lagi

    Tanpa Jungkook sadari ada sepasang mata yang menatap sendu dirinya dari kejauhan. Dan dia adalah Jimin, ya..Jimin memang sengaja mengikuti Jungkook karena dia khawatir pada sosok yang sudah seperti dongsaengnya itu. Dan Jimin sungguh terkejut saat dia tahu ternyata Jungkook pergi ke Pemakaman orangtuanya dan itu untuk menyusul Taehyung. Jimin menjadi saksi tangisan pilu Taehyung dan Jimin menjadi saksi tatapan sendu Jungkook saat melihat tangisan hyungnya itu. Ini pertama kalinya Jimin melihat sahabatnya itu menangis semenjak 5 tahun lalu dan itu membuat hatinya sedikit sakit.

  Dan setelah Taehyung pergi dari tempat pemakaman, Jimin masih setia berdiri ditempatnya karena masih ada satu sosok yang ingin dia lihat, dan itu Jungkook. Hati Jimin terasa sakit melihat Jungkook yang hanya menatap pilu pusara orangtuanya dan itu adalah tatapan yang sangat sulit diartikan. Tapi satu hal yang Jimin tahu, tatapan Jungkook mengisyaratkan luka dan rasa sakit yang amat dalam ..luka yang bahkan Jimin tidak tahu itu.

"Jungkookie..apa kau baik-baik saja ? Hyung tahu dan hyung sangat tahu kalau kau juga masih merasa kehilangan seperti Taehyung, bahkan mungkin rasa kehilanganmu lebih besar daripada rasa kehilangan kedua hyungmu." ucap Jimin dalam hati

.

.

.

.

.

.

  Saat langit mulai senja Jungkook pun akhirnya memilih untuk pulang karena dia tidak mau membuat Jimin dan Taehyung khawatir. Dan tiba-tiba saat Jungkook berjalan untuk mencari taksi, ada sebuah mobil yang mengklaksoninya dan berhenti didekatnya.

"Jungkookie..apa itu kau ?" ucap seseorang dalam mobil itu

"J-ji..jinyoung hyung." ucap Jungkook kaget

"Masuklah! Hyung akan mengantarmu pulang." titah Jinyoung ramah

"A-ani..hyung tidak perlu, aku bisa naik taksi." tolak Jungkook selembut mungkin

"Ish! Jungkookie lebih baik kau cepat masuk, hyung tidak suka penolakan lihatlah wajahmu pucat..hyung tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu." ucap Jinyoung tegas

Saranghae Hyungdeul [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang