"Astaga, Vel. Kamu menjual Cara demi operasi ibumu?" kata Nic yang tak habis pikir bahwa Velesia setega itu menjual Cara pada Christian pebisnis kaya raya demi uang 1 Milyar, dan uang itu untuk biaya operasi ibunya yang pada akhirnya ibunya meninggal juga tanpa sempat dioperasi. "Kenapa kamu sejahat itu pada Cara, Vel? Padahal dia menyayangimu dan ibumu,"
"Memang, aku memang jahat pada Cara, Nic. Tapi kini aku sudah sadar, betapa Cara sangat menyayangi Mama, menganggapku kakaknya meski aku begitu sinis padanya," Velesia menunduk mengakui kesalahannya. "Tapi sungguh, aku menyesal."katanya.
Nic kembali mendesah dan memijit keningnya. Nic menemukan jawaban kenapa Cara sempat mendadak jadi gila padanya. Memintanya menjamah tubuhnya tanpa Cara menjelaskan kenapa. Ternyata Cara ingin Nic jadi orang pertama yang menjamah tubuhnya sebelum orang lain menjamahnya.
"Nic," Velesia berujar karena Nic diam dan tampak berpikir keras. "Jadi bagaimana? Kamu mau kan, menerima Cara meski Cara sudah tidak perawan lagi?"
Nic masih diam, belum juga memberi jawaban pasti. Bukan ragu memberi jawaban, tapi Nic masih berpikir keras bagaimana semua ini bisa terjadi. "Vel. Kenapa kamu tidak bilang saja padaku kalau ibumu butuh biaya operasi. Setidaknya aku bisa membantumu tanpa harus kamu menjual keperawanan Cara." Nic terlihat kecewa.
"Kamu tidak berada di posisiku, Nic. Saat itu aku begitu panik memikirkan Mama yang dalam kondisi darurat. Dan Christian datang menemuiku, menawarkan uang satu milyar kalau aku menyerahkan Cara. Aku tidak ingat soal kamu yang juga anak orang kaya," Velesia menjelaskan, bukan bermaksud membela diri, karena pada akhirnya Velesia tetap salah juga. "Oh, ayolah Nic. Cara hanya kehilangan keperawanan saja,".
"Sedikit mengecewakan karena Cara sudah dijamah orang lain setelah aku mati-matian menahan diri agar tidak menyentuhnya."
Velesia menahan nafas dengan tegang. Berdoa dalam hati semoga Nic menerima Cara lagi.
"Tapi aku tetap saja mencintainya. Jadi bantu aku agar Cara mau menerimaku, lagi,"lanjut Nic.
"Huh.." Velesia menghembuskan napas lega. Lalu meraih minumannya "tentu saja aku akan membantumu," lantas meneguk minumannya.
****
Didalam kamar mandi Cara sedang memuntahkan seluruh isi perutnya. Cara tidak mengerti dengan kondisi tubuhnya, yang jelas sudah beberapa hari terakhir ia terus mual-mual. Sempat ia berpikir dirinya hamil, tapi ia langsung menepis jauh-jauh pemikiran itu. Tidak mungkin ia hamil. Sebelum berhubungan dengan Christian, Cara sudah lebih dulu minum obat agar tidak hamil dari Christian, jadi tidak mungkin kalau dirinya hamil.
Yang jadi pertanyaan adalah, apa benar obat yang diberi Christian itu obat agar dirinya tidak hamil? Jika bukan?.
"Tidak!tidak!tidak!" Cara menggeleng keras dengan gemetar saat sadar betapa bodohnya dia langsung percaya pada Christian soal obat yang diminumnya. "Bagaimana kalau obat itu... astaga,"
Secepatnya Cara membasuh mulutnya. Keluar dari kamar mandi dan memakai mantel akan keluar rumah untuk memeriksakan diri pada dokter apakah ia hamil atau tidak.
Cara menyambar ponselnya diatas meja dengan tergesa dan panik ia juga menggerutu karena Velesia yang pergi untuk beli makan ternyata lama tidak pulang-pulang. Dimasukkannya ponsel itu kedalam saku tanpa Cara tahu ada panggilan tak terjawab dari Nic.
Diluar nampak mendung, dan Cara tak peduli itu. Ia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke tempat dimana ia harus memeriksakan diri pada dokter.
***
Ditempat lain, Nic dan Velesia keluar dari Cafe. Mereka hendak pulang kerumah untuk menemui Cara. Begitu besar antusias Nic untuk mengungkapkan kembali perasaannya. Memperbaiki hubungan dengan Cara yang sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Money
RomanceCara Sandrina, gadis 20 tahun yang terpaksa mengkhianati kekasihnya, Nicholas, dengan menjual dirinya agar mendapatkan uang dengan jumlah yang cukup besar. Atas dorongan Velesia, kakak tirinya, Cara memasuki sebuah ruangan yang mencekam dimana disan...