2

27.3K 270 2
                                    

"Kamu tega menjualku?" Cara menatap Velesia tak percaya. Dia baru saja mendengar apa yang keluar dari mulut Velesia. Velesia menjualnya pada lelaki yang bahkan tak dikenalnya.

"Demi Mama Cara. Please? Cuma kamu yang bisa menghasilkan uang satu milyar untuk biaya operasi Mama," Velesia membujuk penuh harap.

"Tapi tidak dengan menjualku, Vel!" Cara menjerit. Kerongkongannya rasanya membengkak hingga ia kesakitan. Tak menduga Velesia setega itu padanya. "Kenapa tidak kamu saja?"

"Karena Christian memilihmu. Bukan aku,"

"Bagaimana dengan Nic? Kamu tahu aku mencintai Nic, bukan? Aku tidak mungkin mengkhianati Nic, Vel!!,"

"Cara. Kamu bilang akan melakukan apapun untuk Mama. Ini jalan satu-satunya. Hanya Christian yang bisa membayar biaya operasi Mama. Dan ia hanya minta imbalan tubuhmu saja,"

"Tidak!" Cara membantah. Menolak keras permintaan Velesia. Cara memang menyayangi Mamanya. Cara tidak ingin Mamanya pergi seperti Ayahnya meninggalkannya. Tapi Cara juga takkan sanggup mengkhianati Nic yang tak lama lagi akan menikahinya. Cara tak mau memberikan tubuhnya untuk lelaki yang bernama Christian, bahkan Cara tak pernah mengenalnya.  "Kamu tega, Vel."

Cara segera mengambil tas yang tergeletak diatas meja. Bergegas untuk pergi meninggalkan Velesia. Namun, mendadak Velesia berjongkok di depannya, bersujud memohon agar Cara membantunya mendapatkan uang satu milyar.

"Cara. Aku sangat menyayangi Mama. Aku tidak punya siapapun. Aku tidak mau kehilangan Mama. Cara, ku mohon,"

"Tapi tidak dengan menjual tubuhku, Vel," Cara terisak. Sama terisaknya seperti Velesia yang terlihat rapuh untuk saat ini.

"Jika Christian mau denganku, aku takkan memintamu, Cara. Tapi Christian hanya ingin kamu sebagai imbalannya. Aku mohon, Cara. Aku ingin Mama sembuh. Aku rindu Mama yang sehat,".

Cara merasakan dadanya yang sesak. Dia kasihan melihat Velesia sampai bersujud padanya. Jika Cara yang diposisi Velesia, apa ia juga akan seperti Velesia? Rela memohon dan bersujud agar Mamanya sembuh?. Velesia merindukan Mamanya, sungguh! Kalimat itu menikamnya, membuat Cara tak berdaya untuk menghancurkan harapan-harapan Velesia.

Cara ikut luruh dihadapan Velesia. Mengusap air mata Velesia meski sendirinya sama menangis. "Baiklah, Vel. Tapi beri aku waktu dua jam untuk menemui Nic."

Velesia mendongak menatap Cara, lalu mengangguk. "Terima kasih, Cara. Ya, aku akan menghubungi Christian untuk memberimu waktu dua jam sebelum kamu menemuinya,".

****

Cara tak punya banyak waktu. Hanya dua jam waktu yang diberikan Christian sebelum akhirnya Cara menyerahkan tubuhnya pada Christian, membiarkan Christian menjamah tubuhnya yang belum di jamah orang lain.

Dengan tergesa Cara menggunakan taksi menuju ke kampus tempat Nic kuliah. Karena yang dia tahu Nic sedang di kampus. Namun sial! Setibanya di kampus Nic tidak ada. Kata Rio, salah satu temannya Nic bilang kalau Nic sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.

"Mungkin Nic di rumah," kata Rio. "Kenapa tidak kamu hubungi saja?"

"Aku sudah menghubunginya, tapi nomornya tidak aktif," balas Cara. "Baiklah. Aku pergi," kembali Cara mencari Nic. Dia tak punya banyak waktu lagi. Waktunya terlalu mepet. Dan sialnya adalah, nomor Nic tidak aktif di saat situasi sedang darurat.

Kembali Cara menghentikan taksi. Menyuruh taksi untuk mengantarkannya kerumah Nic. Didalam taksi Cara tak henti-hentinya mencoba menelepon Nic barang kali nomornya sudah aktif. Tapi hasilnya nihil. Nomor Nic tetap tidak bisa di hubungi.

Love Or MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang