13

9K 578 77
                                    

Satu bulan berlalu dengan penuh tekanan di hari hari Sasuke , karena seorang wanita yang terus menempel seperti perangko , bahkan untuk istirahat saja Sasuke tidak bisa tenang .

" sasuke bagaimana menurutmu ? lemarinya di taruh​ di sebelah sini atau di sini ? sebaiknya di sini saja lebih mudah di jangkau , ah tidak di sini saja " ucap wanita berambut merah gelap yang tidak di hiraukan sama sekali oleh lelaki yang di ajaknya bicara .

"sasuke jawab aku " wanita itu kini memeluk lengan sasuke manja. " bisakah kau menjawab ketika ada orang berbicara denganmu ? mana sopan santunmu ?" lanjut wanita itu degan nada sebal karena sasuke tidak juga mau menjawab satupun pertanyaannya .

"karin , bisakah kau sehari saja tidak menggangguku , kemana urat malumu , aku sudah mengatakan berkali kali kalau kita tidak menikah sungguhan , ini hanyalah bisnis dan berhenti bersikap seolah kita sama sama menginginkan pernikahan ini . "
Sasuke melepaskan tangan Karin yang berada di lenganya , dia terlalu marah pada Karin bagaimana tidak satu bulan penuh ia selalu di ganggu dengan rengekan wanita itu .

"Oke kau boleh pergi sekarang !" Ucap Karin dengan senyum liciknya .

"Oke terimakasih . "

" Halo Daddy " langkah besar Sasuke seketika terhenti mendengar suara rengakan manja Karin yang ia tau kalau lawan bicara wanita itu adalah ayahnya.

Secepat kilat ia kembali dan mengambil benda persegi tipis yang berada di telinga Karin , lalu membantingnya ke lantai dengan sekuat tenaganya hingga benda itu pecah menjadi berkeping keping .

" Jangan membuatku marah Karin !" Bentakan Sasuke seketika membuat Karin ketakutan tapi ketakutan itu di sembunyikan di balik wajah angkuhnya,  dia hanya tidak ingin Sasuke mengiranya wanita lemah seperti dulu.

"Ternyata kedudukan , kekayaan dan uang lebih penting dari segalanya di hidupmu Sasuke " dia memberanikan diri untuk menatap mata elang Sasuke walau sebenarnya ia begitu takut , jika bisa memilih ia akan memilih untuk pergi dari hadapan sasuke saat itu juga .

"Ya setidaknya semua itu lebih berharga dari seorang wanita , terlebih wanita sepertimu , sekali lagi kau mengancamku dengan cara seperti itu aku tidak akan pernah menenangkan hidupmu bersamaku nanti . " Ucapan Sasuke begitu berapi api , ia tau bahwa semua ucapanya tidak akan mempan untuk wanita seperti Karin , tapi dia sudah tidak tahan dengan perilaku wanita itu yang tanpa di sadari sangat menyiksanya .

" Dengan senang hati , aku akan menemanimu sampai kau mati nanti Sasuke , aku tidak peduli dengan ancamanmu itu , harus kau tau bukan aku yang akan tersiksa tapi kau "

sasuke terkekeh dengan ucapan karin yang menurutnya hanyalah omong kosong, tatapannya menajam menusuk ke dalam manik gelap milik wanita bersurai merah gelap yang juga sedang menatapnya.

"sepertinya kau harus tau aku yang sekarang " sasuke mendorong keras tubuh karin ke ranjang besar di dalam kamar yang nantinya akan menjadi kamar mereka setelah menikah.
satu hentakan kuat membuat karin terhempas di ranjang, jantungnya berdegup kencang , sunggu ia takut dengan tatapan iblis sasuke yang seolah mengikatnya begitu kuat untuk tetap diam di tempat , ia hanya bisa menatap lelaki yang sedang membuka satu persatu kancing bajunya sendiri, masih dengan tatapan tajam itu . "apa kau ingin mencobanya? , siksaan yang akan kau tahan sampai aku mati? " suara sasuke bahkan telah berubah begitu parau , terdengar sangat sexy tapi juga menakutkan .

"apa yang akan kau lakukan "

sraakkkkk

bunyi robekan itu seketika membuat karin mengerutkan keningnya , tidak pernah sebelumnya sasuke seperti itu , sasuke yang ia kenal dulu sangat tenang namun tetap menggairahkan ,saat itu adalah hal baru baginya .

I'M SORRY dear [SasuSaku Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang