Hukum 'dunia fana' ini sungguh memuakkan.
Kenapa pertemuan dan perpisahan diciptakan untuk selalu beriringan? Sedangkan fana sendiri sudah memberikan suatu ketidakkekalan .
Ingin ku berbincang pada fana..
Kenapa ia harus ada jika hanya ketidakkekalan yang ia suguhkan?
Lalu, bolehkah aku memilih untuk meniadakan perpisahan?
Aku hanya lelah terus dipermainkan dengan hal-hal semacam itu.
Bukankah kata orang hidup itu adalah pilihan? Lalu kenapa aku tidak bisa memilihnya?
Ya.. aku tahu . Aku tidak boleh egois.
Aku lelah jika harus berpisah dengan cara yang salah.
Ijinkan aku untuk berucap setidaknya untuk sekali saja.
Jika kita berpisah lagi dengan cara seperti ini, aku tidak sanggup.
Tak bisa saling tatap seperti dulu lagi.
Mungkin aku masih bisa menatapmu dari kejauhan. Tapi tidak denganmu.
Asa ku hampir terkubur dalam lubang keputusasaanku.
Hampir..
====
Konnichiwa minna ^^
Annyeong yeorobun ^^
Thank you udah mau mampir di story ku. It's my first story anyway after a long time being loyal reader :)))
Ini masih baru, masih awal, masih anget no konflik >.<
masih banyak kekurangan di mana-mana,
masih gaje, masih raba-raba gitu. ehe ~
Vote and Comment ya chingu ^^
Penasaran nggak sih sama next chapter HOPELESS ? ?
Because im a newbie, so..
jal buthak deurimnida (mohon bantuannya)
last, hope you like it :)))
- プリム -
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS - BTS Taehyung FF -
FanfictionKenyataannya adalah dia telah jauh. Meski aku masih bisa melihatnya, kurasa itu terlalu jauh untuk ku menggapainya. Bagai pungguk merindukan bulan. Batin Hana sambil tersenyum miris. Tahukah kalian bahwa ini terlalu menyakitkan? Bahkan lebih menyaki...