Ini hari ketiga diriku menyandang status sebagai murid baru di Sekolah Seni itu.
Seperti biasa aku berjalan kaki dari rumah menuju halte-menunggu kedatangan bus yang akan mengantarkanku sampai sekolah.
Kumasukkan tanganku ke dalam saku hoodie berwarna peach yang sedang kupakai-cuaca mulai dingin. Kupasang earphone lalu memutar beberapa lagu yang kusukai sebagai penghilang jenuh selama perjalanan.
Sesekali aku bersenandung kecil-melafalkan lirik lagu yang sedang terputar.
"Aku telah menemukan satu puzzle yang hilang dariku selama ini."
Tidak ada hujan ataupun badai-ucapan Taehyung kemarin tiba-tiba melintas kilat seperti shinkansen (kereta cepat di Jepang) di dalam kepalaku.
"Puzzle? Apa maksudnya? Ahhh dia itu memang sulit ditebak."
Jalanan sekitar rumah belum begitu ramai. Dari rumah sampai di pertigaan jalan yang terdapat taman bermain anak-anak pun masih sepi-kesibukan pagi hari ada di dalam rumah masing-masing. Aku mengambil arah ke kanan menuju tempat dimana terdapat kesibukan pagi hari yang lebih layak-jalan raya.
Bingo!
Kendaraan saling beradu cepat untuk mengantarkan si tuan pada tempat tujuan. Bibi dan Paman penjual sedang bersiap-siap dengan toko dan kedai miliknya. Bukankah ini merupakan kesibukan pagi hari yang sebenarnya?
Kakiku terus melangkah mengantarkanku pada tempat tujuan-halte.
Baru saja aku akan duduk namun bus yang kutunggu sudah tiba.
Cepat sekali biasanya harus menunggu sebentar.
Tak perlu berdiam lama-lama-aku segera naik dan masuk ke dalam bus. Sialnya, tempat duduk sudah penuh dan sebagian orang juga berdiri. Kuurungkan niatku merilekskan kaki selama setengah jam. Ughh-
Aku terus menatap ke arah jalanan yang semakin ramai-masih dengan earphone terpasang di kedua telingaku.
Kulihat sebuah kedai yang setiap harinya selalu ramai pengunjung. Dari kalangan anak sekolah hingga kalangan pekerja sering terlihat bersantai di sana.
Jika ada waktu, aku ingin kesana.
Kurasakan seseorang menyentuh pundakku lalu aku membalikkan tubuhku seraya melepas earphone.
"Hana?"
Ia tahu namaku?
"Kau tidak ingat aku?"
Wajah laki-laki itu memang tidak asing tapi siapa dia? Seragamnya sama dengan milikku mungkin aku pernah melihatnya di sekolah.
"Na.. Yong Jae.. Bae Yong Jae.. Temanmu saat SD di Daegu. Ingat?" (Aku)
Aku mengangguk, "Aaaa.. maja..maja. Aku ingat. Pantas wajahmu tidak asing. Hahah." Jawabku. (Benar)
"Oraenmaniya. Eotteoke jinae syeosseoyo" Ia tersenyum manis. (Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?)
Aku bingung bagaimana bisa teman-temanku tumbuh dengan sempurna-menjadi tampan lebih tepatnya. Bahkan kami sama-sama culun dulu. Kufikir hanya aku yang tidak mengalami perubahan yang signifikan-menyebalkan.
"Ne. Jal jinaesseoyo. Neon eottae?" (Aku baik. Bagaimana denganmu?)
"Jal jinaesseo." Jawabnya (Baik)
"Bahkan kita satu sekolah." Ujarku.
"Benarkah?" Ia nampak tidak percaya.
Aku mengangguk mantap. Kuperlihatkan baju seragamku yang tertutup hoodie.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS - BTS Taehyung FF -
FanficKenyataannya adalah dia telah jauh. Meski aku masih bisa melihatnya, kurasa itu terlalu jauh untuk ku menggapainya. Bagai pungguk merindukan bulan. Batin Hana sambil tersenyum miris. Tahukah kalian bahwa ini terlalu menyakitkan? Bahkan lebih menyaki...