12 : Aku Kembali

247 55 3
                                    

Walaupun sudah genap 2 minggu Bae Irene tidak mengganggu Mingyu maupun Haneul, hubungan Mingyu dan Haneul tidak berubah sejak kejadian di perpustakaan kala itu. Tidak ada  yang mau menghubungi via suara. Jangankan via suara, menyapa lewat pesan saja tidak mau. Mereka lebih memilih tenggelam dalam kolam kerinduan daripada tersakiti. Entah itu diri mereka sendiri ataupun orang lain.

Sekarang pukul 9 malam di awal pertengahan Juli. Tidak terasa, Mingyu ternyata sudah melewati sebulan setengah tanpa kehadiran Haneul. Mingyu sedang meneguk sodanya. Di depannya terdapat buku paket sains yang dilengkapi dengan buku catatan, tak lupa pena dan kertas tambahan menemani malam Mingyu.

Semuaya berjalan dengan tenang sampai ponsel Mingyu berdering.

Seoyeon is calling...

Mingyu mengerutkan dahinya. Tumben sekali Seoyeon meneleponnya. Ia segera menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Halo.."

"Ehm Mingyu, apa kau sibuk?"

"Tidak... Aku hanya sedang belajar.. Ada apa?"

"Begini... Aku mau minta tolong," ada jeda sebentar lalu Seoyeon kembali melanjutkan kalimatnya. "Ayah dan ibu pergi makan malam bersama perusahaanya. Aku harus pulang larut karena toko tempatku bekerja masih sangat ramai padahal aku sudah berjanji pulang pukul 8 pada Haneul dan juga berjanji akan membelikannya makanan. Dan--- ponsel Haneul tidak aktif"

"Aku akan ke sana"

Mingyu memutuskan panggilannya sepihak. Ia langsung keluar apartemennya dan pergi menuju toko pizza terdekat menggunakan mobilnya. Mungkin Mingyu sedikit lebay, namun Mingyu tidak bisa toleransi jika Haneul belum makan. Haneul keras kepala. Dia bisa saja tetap menunggu kakaknya yang entah kapan akan pulang.

"Apa dia masih punya stok ramen?" tanya Mingyu pada dirinya sendiri. Keluarga Haneul membatasi makan makanan instan itu. Tapi Haneul suka membelinya dengan sembunyi-sembunyi dan menimpannya di kotak rahasia di kamarnya.

Di tangan Mingyu sudah ada sekotak pizza yang siap di bawa ke rumah Haneul. Dengan cepat, Mingyu langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Haneul. Mingyu terlalu khawatir dengan perempuannya, terlalu over-protective. Terkadang Haneul tidak suka sisi yang satu itu. Namun ternyata itu adalah hal yang sangat dirindukan Haneul ketika mereka berpisah.

Mingyu sampai di rumah Haneul. Ia memakirkan mobilnya dan segera masuk ke halaman rumah Haneul. Ia mengetuk pintunya. Setelah 5 kali ketukan, pintupun terbuka.

"Kak! Kenapa la---"

Kalimat haneul terputus karena mendapati seorang laki-laki yang memeluknya. Dari aromanya, Haneul tahu kalo laki-laki ini adalah Mingyu.  "M-Mingyu?"

"Maafkan aku," kata Mingyu.

Haneul meneteskan air matanya. Laki-laki yang selalu diimpikannya datang tiba-tiba dan memeluknya begitu saja.

"Aku ingin kau kembali," pinta Mingyu dan melepaskan pelukannya. Ia menatap Haneul yang ternyata sedang meneteskan air mata. "Eh? Kenapa menangis?"

Haneul tidak menjawab. Ia malah kembali memeluk Mingyu yang lebih tinggi darinya. "Aku merindukanmu,"  ucap Haneul. "Selamat datang kembali, Kim Mingyu."

Haneul melepaskan pelukannya dan Mingyu segera menangkup pipi Haneul. Ia menciumnya secepat kilat dan kemudian tersenyum. "Aku senang... Kau mau menerimaku kembali," Mingyu menusap pipi Haneul yang basah. "Aku membawa pizza. Kutebak, kau pasti belum makan?"

///\\\

"Mingyu...." panggil Haneul.

Sekarang keduanya sedang menikmati siaran tv malam. Mingyu memutuskan untuk menemani Haneul sampai salah satu keluarganya datang.

"Kenapa?"

Haneul mendaratkan kepalanya di dada Mingyu kemudian ia memeluknya. "Aku merindukanmu," kata Haneul.

Mingyu terkekeh dan ia tidak bisa berbohong kalau ia juga merindukan Haneul. Tapi, sekarang semuanya akan berubah seperti semula lagi.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," ucap Mingyu sembari mengelus rambut Haneul dengan lembut. "Aku sudah kembali...."

"Aku minta maaf..."

Haneul menjitak kepala Mingyu. "Kau sudah meminta maaf berkali-kali," kesal Haneul. "Sudah kubilang, ketika kau kembali aku sudah memaafkanmu."

Mingyu tersenyum. Tangannya masih setia berada di kepala Haneul. "Besok pasti aku akan bangun telat," kata Mingyu. "Aku tunggu di apartemenku dengan bibimbapmu, oke?"

"Kau mau pulang?"

Mingyu mengangguk dan Haneul semakin mengeratkan pelukannya. "Aku akan menunggu sampai kakakmu tiba lalu aku akan pulang."

"Menginap saja di siniii," rengek Haneul.

"Tid---"

"Haneeeeuul!! Maaf aku baru pulang!! Ada apa dengan ponsel--- eh sudah berbaikan ya?" Seoyeon tiba-tiba masuk. Ditangannya terdapat kantung plastik berisi makanan ringan yang ia beli di mini market.

Haneul maupun Mingyu tersenyum. "Aku pulang ya?"

Haneul berdiri, begitu pula Mingyu. Mereka berjalan kearah mobil Mingyu.

"Hati-hati," kata Haneul. "Aku tahu jalanan sepi, tapi jangan gunakan kecepatan maksimal."

Mingyu tersenyum manis. "Aku rindu kekasihku yang perhatian," ucapnya. "Aku akan berhati-hati... Kutunggu besok pagi."

Mingyu memasuki mobilnya namun sebelumnya ia mengecup dahi Haneul, membuat Haneul tidak dapat berkutik karena menerima serangan jantung yang mendadak.

Haneul tersenyum dan disadarkan oleh Seoyeon yang menepuk bahunya. "Ayo masuk... Jangan sampai ayah dan ibu melihatmu ada di luar malam-malam begini."

pizza // mingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang