"Jaa na, Kise-kun." Kau melambaikan tangan pada Kise yang sudah pergi dari areal taman di Kanagawa.
"Kalo gini, bisa kena lempar nanasnya Kiyoshi." Kau mengela napas. Pasalnya, sekarang kau harus pergi ke tempat kencanmu dengan Miyaji dan kau baru saja selesai photoshoot.
Pertama, kau sudah telat tiga puluh menit.
Kedua, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang dari taman Kanagawa.
Kise baru saja pergi menggunakan ojeg online. Sebenarnya kau juga bisa pergi dengan ojeg online. Tapi nyatanya kau ini anak wifi, bukan paket internet.
"Hwahahaha! Bagus Kazunari! Hari ini kau sudah mengangkut lima penumpang! Dengan ini utang dengan Shin-chan bisa lunas dalam waktu tiga hari." Kau mendengar suara Takao di sekitar taman.
"Terima kasih buat Shin-chan yang sudah menyiksaku dengan gerobak batu es itu." Ternyata Takao sedang berseru sendiri di depan taman sambil mengayuh becak.
"Becak! Taka-kun! Becak woy!" Tanpa ba-bi-bu lagi kau langsung memanggil Takao. Takao pun berhenti.
"Are? [Your Name]-chan?" Takao kebingungan dengan kau yang berlari tergesa-gesa, lalu naik ke atas becaknya.
"Anterin aku ke taman hiburan! Cepet! Nanti aku kena lempar nanasnya Kiyoshi." Tanpa sadar kau menepak-nepak becak Takao dalam tempo yang cepat.
Takao yang masih bingung, mau tidak mau mengantarmu ke taman hiburan karena mendengar 'kena lempar nanasnya Kiyoshi.'
"Jadi, [Your Name]-chan mau kencan sama Miyaji-san?" Kau mengangguk.
"Kau kenapa jadi tukang becak?"
"Aku punya utang sama Shin-chan waktu itu Hehehehe." Takao menggaruk tengkuknya.
Kau ingin sekali tertawa, tapi mengingat kerja keras Takao untuk membayar utangnya, kau hanya bisa menahannya.
"Berapa yen?"
"Lima ribu kayaknya?"
"Eh bujug, lah banyak."
"[Your Name]-chan gaya bicaramu lucu sekali, Hahahaha." Takao terbahak.
"Gua udah gak nahan supaya gak ketawa, lah dia ngetawain gua. Lah sue." Batinmu.
Kalian pun mulai saling bercakap-cakap lagi. Mulai dari memgapa rambut Midorima bisa hijau? Mengapa Miyaji sangat terobsesi dengan nanas? Mengapa tidak semangka atau Melon? Sampai bulu mata Kise yang lentik, kulit Aomine yang hitam, dan alis Kagami yang bercabang kalian gosipkan.
"Nah [Your Name]-chan, kita udah sampe." Becak Takao berhenti di depan taman hiburan. "Nah itu kan Miyaji-san?" Takao menunjuk seorang pria yang mengenakan pakaian kasual.
"Ya God, ganteng banget!" Kau berfangirl dalam hati.
"Nah berapa ongkosnya Taka-kun?" Kau turun dari becak Takao lalu menanyakan ongkosnya.
Setelah Takao menyebutkan ongkosnya, kau pun memberikan uang pada Takao lalu berlari menuju Miyaji.
"Miyaji-san good luck ya!" Takao melambai pada Miyaji lalu pergi meninggalkan taman hiburan.
"Kau lama." Miyaji cemberut padamu. "Kiyoshi, maaf tadi photoshootnya ngaret." Kau menggaruk tengkukmu.
"Terus tadi Takao ngapain?" Ada raut cemburu di wajah Miyaji. "Oh, Taka-kun jadi tukang becak, soalnya dia punya utang sama Mido-kun." Kau menjelaskan semuanya.
Satu detik....
Dua detik.....
Tiga detik....
Empat detik....
Lima detik....
"Tukang becak? Gak jadi pemulung lagi?! Bwahahahaha!!" Sekarang kau tau betapa lemotnya kekasihmu ini.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
kuroko no basket ; PROFESSION
Fanfic❝Mereka memiliki beberapa pekerjaan selain menjadi seorang pemain basket.❞ __________________ Higest rank #179 in Humor Kuroko no basket KNB©tadatoshi fujimaki Profession©biutiendebis2017 __________________