Disclaimer: Naruto dan seluruh castnya milik Masashi Kishimoto. Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan seorang fans saja. Kesamaan apapun dalam cerita ini hanya kebetulan semata.
"Rapihkan pakaianmu Naruto, kita akan pergi dalam 30 menit lagi!" Sasuke berkata tegas—tak terbantahkan—yang pasti tidak bisa Naruto pertanyakan lagi, walaupun dia ingin.
Naruto bertanya-tanya dalam hati. Ia ragu untuk bertanya, tapi ia benar-benar penasaran.
Anak berusia lima belas tahun itu bangun dari sofa ruang tamu, menuju kamarnya. Ia mengambil koper miliknya dan menyusun semua pakaiannya dengan rapi. Mungkin mereka akan berkunjung ke kediaman Uchiha—begitu pikir si bocah—atau Sasuke bosan dengan keberadaannya dan akan meminta ayah Fugaku menjaganya. Sebenarnya bagi Naruto itu sudah tidak ada bedanya.... Sasuke kelihatan membencinya, hanya saja ia heran mengapa Sasuke mencumbu nya begitu mesra kemarin. Ia pikir Sasuke-nii menginginkan dia seperti seorang pria dewasa yang menginginkan wanitanya, tapi rasanya Naruto salah paham, mungkin ia 'berharap' terlalu banyak.
Tidak Naruto mengerti jalan pikir Sasuke. Tapi ya... Sudahlah! Yang harus ia lakukan hanya menurut dan membawa pakaiannya... Jangan sampai ia membuat Sasuke kembali marah dan bersikap kasar seperti kemarin.
Sasuke tersenyum saat melihat Naruto telah selesai dengan kopernya. Ia pikir Naruto akan banyak bertanya. Sebenarnya ia sudah menyiapkan berbagai kebohongan untuk menjawab pertanyaan Naruto, tapi untunglah Naruto tidak bertanya apapun dan mudah diberi tahu. Setidaknya, Sasuke tidak perlu berbohong pada bocah manis yang sudah membuatnya jatuh cinta.
Naruto menyeret kopernya keluar kamar.
"Kau sudah selesai?" Tanya Sasuke begitu Naruto keluar dari kamarnya.
"Sudah Niichan"
"Bagus, kau sangat pintar, sayang" Balas Sasuke, dan tanpa aba-aba apapun ia mengecup mesra bibir mungil milik Naruto. Naruto mengerjapkan matanya heran.
"Kita akan berangkat sebentar lagi. Aku yakin kau akan sangat senang dengan kejutanku"
"Kejutan?"
"Jangan kaget begitu, dan jangan bertanya apapun, ok? Kita akan baik-baik saja" Kata Sasuke lagi dan membuat Naruto makin tak mengerti.
"Kita?" Beo Naruto.
"Tentu saja kita. Kita berdua. Bersama"
Naruto melihat Sasuke juga membawa koper. Kini ia semakin tak mengerti, ia pikir Sasuke akan mengeluarkan dia dari apartemen ini, tapi ternyata Sasuke ikut?
"Kemana kita akan pergi?" Tanya Naruto, ia sudah tidak pikir lagi akan kemarahan Sasuke. Ia hanya penasaran.
Sasuke bukannya menjawab malah kembali mencium bibir Naruto. "Aku sudah bilang untuk jangan bertanya bukan? Aku tidak ingin berbohong padamu, jadi jangan bertanya. Kita akan baik-baik saja, ok?"
Naruto masih membatu. Naruto membawa kopernya ke sofa ruang tamu dan duduk disana tanpa banyak bicara. Si pirang takut pada Sasuke. Itulah yang membuatnya hanya diam.
Sasuke menyusul Naruto. Duduk disebelahnya sambil memeluk tubuh mungil itu. Sesekali Naruto mendesah lirih karena Sasuke menelusupkan kepala ke ceruk leher miliknya.
"Aku mencintaimu"
Deg.
Naruto tak berharap mendengar kata itu. Bahkan ia agak takut untuk sekedar bermimpi tentang itu.
"Kau tidak percaya? Aku sungguh mencintaimu. Jangan menyiksaku dengan takut kepadaku. Jangan... "
Sasuke mengecupi puncak kepala Naruto. Membuat iris sapphire milik Naruto mengerjap berkali-kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Boy (Complete)
FanfictionSasuke hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan dari siapapun.... Tapi semua itu berubah semenjak ibunya membawa seorang anak yang harus ia jaga. Apa itu adiknya? Oh Ayolah, sepanjang hidup ia tidak pernah tau jika keluarganya punya keturunan dengan...