i'm backk reader..
maaf sekali hampir 10 bulan gak post cerita ini,,
sebenarnya mau tahu respon apa yang kalian berikan, tapi tak apalah. Menulis itu hobi, kritik/saran/tidak disukai pembaca itu wajar karena selera itu berbeda, bukan? Maaf jika cerita ini belum maksimal. But, i'll try to do...
So, check it out.... Danke!
G
Sabtu subuh aku terbangun dan mendapati diriku berada diatas tempat tidur. Aku melihat sekeliling kamarku dan mendapatkan Karel tidur di sofa. Aku pun tersenyum melihatnya. Dia mengalah untukku dan mengangkat tubuhku yang berat ini untuk pindah ke tempat tidur.
Kepalaku sudah tidak terasa sakit lagi seperti kemarin. Perlahan aku pun berjalan menghampirinya. Aku duduk berlutut melihat wajahnya. Wajah yang teduh ini sedang tertidur. Perlahan bibirku membentuk senyuman. Jari jemariku mencolek hidung mancungnya dan bermain di sana. Tidak lama matanya mulai terbuka.
"Morning sweety girl...." Dengan setengah sadar Karel terseyum padaku dan mengelus pipiku.
"Morning sir.. Pindah sana ke tempat tidur.! " Aku menjitak kepalanya pelan.
"Are you serious?!" Karel terbangun dan merubah posisi tidurnya menjadi berdiri,lalu menghampiriku. Kini kedua tangannya memegang kedua lenganku dan menatapku tajam.
"Kenapa?" Aku berkata polos.
"Huhhh dasar... Mau ngerjain gue yah..!"
Aku semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan Karel.
"Jam berapa sih sekarang?" Aku bertanya.
Karel teriak ketika melihat jam dinding kamarku. "HAH JAM 3?????"
"Kes...!!!! ini tuh bukan pagi tapi subuh.! Kok lo tega bangunin gue jam segini sih.!" Karel mulai mengomel.
"Kemarin itu gue pindahin lo ke kasur aja jam 1. Lo tau artinya? Gue baru tidur dua jam Kes!!!!!.. Dua jam !!!!!" Karel masih saja mengomel.
"Aduhhhh berisikkkkkk......!!!!" Aku menutup kedua telingaku dan langsung tidur di sofa tempat yang semalam Karel tiduri."
"Heh kok lo malah tidur di sini.! Sana pindah ke kasur.! Gue ga mau gendong lo lagi. Badan lo semakin berat Kesss....." Karel masih saja mengomel. Aku pun mengambil bantal dan menutup kedua telingaku ini.
Dengan sigap Karel mengangkat tubuhku. Karel menggendongku lagi. Entah sudah untuk ke berapa kalinya dia memperlakukanku seperti ini. Dasar playboy! Tadi dia bilang bahwa badan ku semakin berat,tapi sekarang dia malah menggendongku.
Aku pun meronta ketika Karel masih menggendongku.
"Karel turuninnn... Gue mau tidur di sofa..." Aku masih saja meronta.
Namun sepertinya kali ini gara-gara aku meronta Karel tidak dapat menjaga keseimbangan lagi,hingga kami pun terjatuh ke atas tempat tidur. Aku berada di posisi yang tidak nyaman. Sekarang Karel berada di atas sedang menindihku. Wajah kami hanya berjarak beberapa senti saja. Hal ini membuat jantungku semakin berdegup kencang. Ingin rasanya aku berteriak,namun tubuhku ini menolak dan berharap Karel melakukan sesuatu terhadap diriku. Aku pun menutup mataku dan menunggu reaksi yang di berikan Karel.
Aku merasakan sesuatu menyentuh permukaan bibirku dan kemudian masuk ke dalam mulutku. Sensasi ini.....aku amat menyukainya. Aku menikmati setiap kelembutan dan rasa manis yang membuatku selalu kecanduan. Lidahku merespon rasa ini dengan asyik. Bagaimana bisa Karel begitu mengenali diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend or Love
Teen FictionSahabat... Cinta.. adalah dua hal yang sulit dipilih. Ada cerita untuk sahabat dan ada cerita untuk cinta. Ketika cinta memilih cinta, namun sahabat memilih cinta. Lalu apakah yang mampu untuk dipilih? Sahabat ataukah Cinta?