Chapter 2

1.1K 20 0
                                    

Kemana laki-laki itu. Aku memperhatikan bangku Karel yang kosong sambil melamun. Aku sama sekali tidak menikmati suasana ini. Seharusnya saat ini aku senang karena Ibu Nure tidak masuk karena sakit,tetapi ketidakhadiran Karel lebih mengusik pikiranku.

"Hooyy Key kenapa bengong?" Airin menghampiri mejaku sambil menyenggol lenganku

"Eh,gapapa. Gue mau keluar dulu yah mau muter-muter sekolah. Hhee" Aku beranjak dari kursi tetapi Bianca menghampiriku.

"Mau kemana Key? Tanyanya penasaran.

"Muterin sekolah Ca" Aku tersenyum kepadanya.

"Ayo gue temenin" Bianca menggamit lenganku keluar kelas.

***

Aku dan Bianca pergi memutari gedung sekolah ini mumpung sedang jam kosong dan setelah itu waktunya pulang sekolah. Tetapi,sekarang Bianca tidak bersamaku lagi. Aku sendiri tidak tahu kemana perginya anak itu.

Sekolah Tunas Bangsa luar biasa megahnya. Aku baru menyadari bahwa di belakang Sekolah ini terdapat lingkungan hijau seperti taman liar yang luas sekali. Meskipun begitu pemandangannya sangatlah bagus. Bukan hanya itu,satu hal yang ku rasa akan membuatku betah di sekolah ini, yaitu kolam renang. Ternyata Sekolah Tunas Bangsa memiliki kolam renang indoor. Aku suka sekali berenang. Dengan berenang, aku mampu melampiaskan emosiku yang terkadang dapat mengacaukan segalanya. Aku akui, aku sulit sekali untuk mengontrol emosiku ini. Biasanya aku melampiaskan semuanya lewat berenang selama berjam-jam.

Saat aku masuk ke ruangan kolam renang ada seseorang yang rupanya sedang berenang. Sepertinya aku mengenali orang itu. Perlahan aku mendekat ke arah pinggir kolam renang. Aku melipat kedua tanganku di dada sambil terus memperhatikannya berenang. Merasa diperhatikan, orang itu tidak melanjutkan lagi kegiatan berenangnya dan langsung pergi mengampiriku. Saat melewatiku dia hanya menatap lurus ke depan dan mengacuhkanku. Merasa sebal dengan sikapnya aku pun memegang tangannya.

"Kenapa sih lo jutek banget sama gue" Aku menatapnya sambil melotot.

Karel melepaskan tanganku dengan kasar. Namun tangan itu berhasil membuat tubuhku terdorong dan terjatuh. Anehnya aku sama sekali tidak merasa sakit. Aku merasa terjatuh. Terjatuh ke kolam renang !

Karel !!!!!!!!!! awas kau yah……!!!!!!!!!

Aku memaki dirinya sedangkan diriku masih berada di dalam air. Aku akan memanfaatkan kondisi ini untuk mengerjainya. Aku harus berpura-pura tenggelam. 

"Keylaaaaaaaa !!!!!!!!!!! Karel lo gila yah nyeburin anak orang sembarangan. Itu cepetan bantuin dia.!! Hehh !!!! Kenapa masih bengongggg. Cepattttt!!!!!!" Bianca yang baru saja datang mendorong tubuh Karel sambil teriak.

Byurrrr,aku merasa Karel sudah masuk ke kolam renang tetapi mengapa dia belum menemukanku. Kenapa dia tidak menarikku dan membawaku ke tepi kolam renang.

Aku merasa sudah lama sekali menenggelamkan diriku. Napas ku sudah tidak dapat lagi menahan ini. Apa yang harus ku lakukan. Perlahan air masuk ke hidungku dan setelah itu aku tidak mengingat lagi apa pun.

***

"Badan lo berat banget." Aku mendengar suaranya. Suara orang yang paling menyebalkan itu. Apa sih yang dia mau dariku. Tadi siang dia mengkhawatirkan keadaanku. Lalu tiba-tiba saat aku duduk dia marah kepadaku. Begitu pun ketika aku menanyakan tentang sikapnya, dia malah mendorongku hingga tercebur. Baru satu hari bersamanya begitu banyak kejadian yang ku alami.

Dasar sial. Aku mengutuk dalam hati.

Aku masih saja diam dan bingung berada dimana. Kepalaku terasa sakit sekali. Sepertinya ini di kamarku,dan dia berada di dalam kamarku. Bagaimana bisa !

Friend or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang