2

2K 122 1
                                    

Mata Kyu tak pernah lepas dari orang-orang yang berada di sekitarnya, raut wajah mereka selalu Kyu perhatikan dengan sangat jeli. Dengan pendengaran tajam semampunya, pembicaraan orang-orang itu selalu Kyu dengarkan. Hingga satu persatu orang meninggalkan tempat itu dan akhirnya hanya meninggalkan beberapa orang saat tengah malam tiba. Kyu mendengakkan kepalanya, entah kenapa badannya terasa sangat lelah. Dia memutuskan untuk kembali ke penginapan dan beristirahat, tetapi seorang perempuan yang sedang berdiri pinggir daecheong –beranda- membuat langkahnya kembali terhenti.

Perlahan, Kyu mendekati wanita itu dan mengikuti arah pandangnya. “Purnama….” gumamnya pelan. Wanita itu menoleh dan membungkukkan badannya untuk memberi hormat, “Kau suka bulan purnama? apa yang kau pikirkan saat melihat purnama seperti tadi?”

Wanita itu masih menutup rapat mulutnya, menunduk, lalu kembali melihat sang bulan seperti sedang berpikir akan sesuatu. “Aku tidak suka bulan purnama, terasa menyeramkan saat melihatnya, menyedihkan. Seakan ada….”

“Seakan ada sesuatu yang disembunyikannya?” ucap Kyu memotong perkataan gadis itu, gadis itu terdiam dan menoleh ke arah Kyuhyun yang masih mendengak ke atas. “Dia bagai mata raksasa  yang melihat semuanya, saksi bisu atas lautan darah yang pernah terjadi.”

Gadis itu sedikit terkejut mendengar perkataan Kyuhyun, “Aku membencinya” sahut gadis itu, “dia hanya bisa terdiam bukan, hanya bisa terpampang anggun saat melihat semua itu?” ucap gadis itu lalu menundukkan kepalanya.

Entah kenapa Kyu merasakan ada nada kepedihan dalam ucapan gadis itu, “aku tidak membencinya, mereka bilang aku lahir saat bulan purnama tiba. Jika bisa bertanya, aku ingin bertanya padanya, siapa orang yang sudah melahirkanku ke dunia ini? karena dia adalah satu-satunya saksi yang melihat.”

Gadis itu akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun yang juga sedang menatapnya, semenjak dia terakhir kali melihat gadis kecil itu menangis, untuk kedua kalinya, dia terpesona kembali akan sepasang mata hijau itu. ‘Akankah dia mengingatku? apakah dia bisa mengingatku?.’

Mereka berdua hanya terdiam untuk beberapa saat, setelah membuat sedikit percakapan tanpa arti.

“Siapa namamu?” tanya Kyu memberanikan diri.

“Aku… Ryeon Woo, So Ryeon Woo.”

“Namamu indah, Ryeon yang berarti teratai dan So yang bisa diartikan sebagai abadi dan cantik. Jadi namamu… berarti, seorang gadis yang mempunyai kecantikan abadi seperti teratai. Benarkan?”

Ryeon Woo hanya mengulaskan sedikit senyum mendengar hal itu.

“Aku Kyuhyun, Cho Kyuhyun….”

“Tuan Cho….” gumam Ryeon Woo pelan. “Kau lain.”

“Ehm… Maksudmu?” tanya Kyuhyun tak mengerti sambil mengerutkan keningnya.

“Aku memperhatikan tuan tadi di dalam, dan kau lain dari pada lelaki lain. Kemolekan kami dan hiburan yang kami berikan biasanya bisa membuat para lelaki tersenyum dan seakan lupa daratan, tetapi kau lain, kau hanya terdiam memperhatikan kami seakan matamu memberikan sebuah rasa kewaspadaan. Apakah kau menikmati acara malam ini?” akhirnya Ryeon Woo berkata panjang lebar.

Kyuhyun mengalihkan tatapannya dari gadis itu, “Ehem… jadi kau memperhatikanku tadi di dalam? tentu saja aku menikmatinya, lelaki mana yang tak menikmati jika dikelilingi oleh para gadis cantik? oh ya, boleh aku bertanya sesuatu padamu?” tanyanya sambil menatap gadis itu kembali.

“Apa?”

“Apakah di daerah ini sering ada pertemuan para pejabat dari istana?”

“Hampir setiap hari pertemuan diadakan di daerah ini, banyak dari para pejabat ataupun anggota kerajaan lainnya. Karena di sini tempat yang baik dan nyaman untuk mereka bertemu sekaligus mengistirahatkan pikiran.”

[Cho KyuHyun FanFiction] Charm of the LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang