4

1.6K 109 3
                                    

“Ada apa denganmu? wajahmu selalu ditekuk akhir-akhir ini?” tanya Shi Hyang penasaran yang selalu memperhatikan Ryeon Woo. Ryeon Woo menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Shi Hyang, Shi Hyang pun ikut menghentikan langkahnya dan menatap Ryeon Woo. “Tuh kan, wajahmu jadi buruk rupa” ucapnya lalu menaruh kedua telunjuknya di kedua pipi Ryeon Woo, “Tersenyumlah, apakah suasana pasar ini tak mampu menghiburmu?” mereka berdua memang sedang berjalan-jalan di pasar rakyat sekarang.

Ryeon Woo akhirnya memaksakan sedikit senyum, “Iya, aku menikmati ini. Tetapi apakah aku juga harus tersenyum setiap saat? bisa-bisa orang yang melihatku menyangka aku ini orang gila.” Sahut Ryeon Woo.

“Hahaha... iya, iya kau benar” sahut Shi Hyang sambil melanjutkan langkah mereka berkeliling pasar. “Wah lihat dwikkoji ini, modelnya cantik sekali bukan?” ucap Shi Hyang sambil melihat-lihat beberapa buah dwikkoji, “Sudah ah ini membuang-buang waktu lagipula aku tidak ingin menghambur-hamburkan uang, niatku ke sini hanya ingin membeli kain. Ayo!” ucap Shi Hyang sambil menarik tangan Ryeon Woo yang sedari tadi hanya terdiam menuju ke sebuah toko kain.

“Aku tunggu di luar saja yah” ucap Ryeon Woo saat mereka sudah sampai di sebuah toko kain, akhirnya hanya Shi Hyang yang masuk ke dalam sementara Ryeon Woo menunggunya di luar.

“Ryeon Woo!”

Suara seorang lelaki yang memanggilnya dari belakang membuat Ryeon Woo segera menoleh, “Tuan Cho, apa yang sedang tuan lakukan di sini?”

“Ehm, aku sedang mengantarkan....”

Seruan ucapan terima kasih seorang perempuan dari dalam toko kain membuat perhatian keduanya teralihkan, perempuan itu melangkah keluar dan mendekati mereka berdua, bukan Shi Hyang tetapi Si Yeon. “Tuan Cho aku sudah selesai, mari kita pergi” ajaknya dan tak acuh terhadap keberadaan Ryeon Woo.

“Ryeon Woo, aku pergi dulu” pamit Kyu dan melangkah pergi diikuti Si Yeon.

Ryeon Woo terus memandang punggung mereka hingga menjauh, badannya terasa lemas. Tetapi dia hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

***

“Hari ini cerah sekali yah” gumam Si Yeon saat dirinya tengah memandang keluar jendela. Dia melirik kesal ke arah Kyuhyun yang masih asyik melukis sesuatu dan sama sekali tidak memperdulikan dirinya. “Kau sedang apa sih?” tanyanya kesal sambil berjalan mendekati Kyuhyun.

Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum tipis membuat Si Yeon semakin penasaran untuk mengintip. “Siapa dia?” tanya Si Yeon saat melihat gambar seorang wanita dalam lukisan Kyuhyun.

“Dia...” Kyuhyun akhirnya menghentikan aktifitasnya lalu menatap lukisannya sendiri, “Seseorang yang selalu kuingat, sejak bertemu dengannya yang sedang duduk menangis, dia tidak pernah hilang dari ingatanku. Saat itu aku berumur 13 tahun, aku ingin menghiburnya lalu memberikannya beberapa buah batu gonggi, aku harap itu bisa membantunya untuk melupakan kesedihannya” jelas Kyuhyun sambil sesekali tersenyum seperti mengingat masa lalu. “Aku tidak tahu sekarang dia masih mengingatku atau tidak, tetapi aku tidak akan membiarkan melihat  sepasang mata hijau indah itu menangis lagi.”

Si Yeon hanya bisa terdiam, dia tahu siapa yang Kyuhyun maksud setelah dia mengatakan sepasang mata hijau. Tidak lain dan tidak bukan, dia pasti adalah Ryeon Woo.

“Si Yeon, bisakah kau menemaniku nanti malam?” pertanyaan Kyu membuyarkan lamunan Si Yeon dan membuatnya segera mendengakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

“Eoh, ehm... aku tidak tahu, nyonya Oh memberikan sebuah perintah padaku dan sepertinya aku tidak bisa keluar malam ini” jawab Si Yeon ragu-ragu.

Kyuhyun menatap wanita di hadapannya lekat-lekat, “Perintah? perintah apa sehingga kau tidak bisa pergi keluar menemuiku? apa kau ada tugas di tempat lain? dimana? biarkan aku datang ke tempat itu juga nanti....”

[Cho KyuHyun FanFiction] Charm of the LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang