12

446 25 1
                                    

Jangan berlari lagi, jejakmu selalu dapat kutemui. Dan yang pasti, tak akan lagi untuk kulewati.

Kala itu, sejuknya di dipinggir pantai membuatku terlena menghabiskan senja hingga larut malam..
Menikmati senja yang kian meredam dan terpaku oleh keindahan malam yang membuat ingatanku kembali menghujam..

Aku ingat, saat dimana kamu benar-benar menuai luka, hadirmu yang kian merusak indahnya malam, hadirmu yang akhirnya membawaku kedalam jurang..

Tak ingatkah kamu? Bahwa kamu yang mengajakku untuk terbang dengan sayap buatanmu. Menikmati hempasan awan putih yang menerpa jantungku dengan tenang, terbang bersama kicauan burung yang mendamaikan hatiku..

Namun, setelah sampai dipuncak. Kamu mengajakku ke pinggir jurang, aku kira kamu sengaja membawaku ke pinggir jurang itu untuk menikmati indahnya alam semesta, untuk melihat  betapa indahnya awan putih yang tercipta.

Tapi, dugaanku salah. Tiba-tiba saja kamu mendorongku hingga ke dasar jurang.
Kamu hempaskan aku begitu saja, tanpa pernah kau fikirkan apa yang aku rasa.

Lantas, untuk apa kamu bersusah payah mengajakku terbang jika untuk kau hempaskan lagi ke dasar?

Setelah semua yang kamu lakukan, kamu menghilang begitu saja.
Apa kamu ikut terbang bersama burung-burung indah yang pernah kita nikmati bersama?
Atau ikut hilang bersama awan putih yang dulu kau perlihatkan untukku?
Kemana awan putih yang indah itu? Mengapa kini berubah menjadi hitam legam?
Tak taukah kamu? Langitpun ikut menangis melihatku.

Hilangmu meninggalkan jejak, jejak yang selalu dapat kutemui, jejak yang selalu melekat dalam ingatanku. Dan aku pastikan, takkan ku lewati lagi. Tak akan kubiarkan hatiku merasakan apa itu perih. Selamat tinggal jurang yang penuh duri.

Tsaqifa, 23 juni 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remembered~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang