Part 01

1.1K 50 5
                                    

Memberikan kehidupanku kepada Iblis? Yang benar saja!
-------------------------------------------
Mikage berjalan tertatih menuju Kuil Omoge.
Kuil yang kumuh, mungkin sudah tidak ada jamaah yang meminta doa disini.

Ia menyibakkan rumput-rumput yang tingginya hampir selutut.

"Jika saja aku tidak mendengar mitos bahwa kuil ini bisa mengabulkan permintaan lebih cepat, aku tidak akan pernah datang kemari lagi!" Umpat Mikage didalam hatinya.

Akhirnya ia dapat sampai di lonceng besar.
Mikage melempar koin, membunyikan lonceng, menutup kedua mata lalu menepuk kedua tanganku seraya berdoa.

"Beri aku bantuan, atas segala masalah yang kumiliki."

Mikage lantas membuka matanya.

Terlihat sesosok iblis diatas lonceng.

"Kau ingin kekuatan Dewa? Aku bisa mengabulkannya."

Mikage menahan nafasnya.

"Sesosok Iblis berada didepanku sekarang juga, tidak kusangka mitos itu benar."

"Jawab aku." Iblis itu melompat dari lonceng. Tidak, dia terbang.

Ia mengangguk pelan. Mikage menatap kedua mata iblis itu yang  berwarna merah kehitaman, seperti warna darah.

"Aku bisa mengabulkan permintaanmu, Nona Mikage-sama." Kata Iblis itu.

"Dia bahkan tau namaku" 

Kuku iblis yang tajam itu, kini berada di dagu Mikage, mengelus pelan.

Kini dia memutari Mikage, seakan-akan ia adalah mangsa yang siap dilahap.

"Tapi ada satu syarat."
Iblis itu kembali membuka mulutnya. Ia menaruh tangannya di dagu, sembari berfikir.

"Apa? Aku akan memenuhi syaratmu!"
Ucapnya tiba-tiba. Ia sudah tidak tahan lagi.

Iblis itu tertawa memandangku.

"Ha, akhirnya kau bersuara, anak kecil."

Mikage membuang wajahnya dari iblis itu.

"Aku ingin kehidupanmu. Aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi, jika kau membutuhkan apapun yang kau inginkan, memintalah padaku." Ucap iblis itu.

Iblis itu memutariku, lalu duduk melayang.

"Hanya itu saja? kau hanya akan mengikutiku?"
Mikage bertanya, mendongak, merasa syarat yang diajukan sang iblis sangatlah mudah. Semudah membalikkan telapak tangan.

"Tentu tidak, Nona Mikage. Tidak hanya akan mengikutimu, tetapi ingat, jiwamu itu milikku. Aku mengikutimu hanya menjaga agar jiwa itu tidak akan diusik atau dinodai iblis lain. Aku tidak suka memakan jiwa yang ternoda."
Iblis itu menyilangkan tangannya. Dan ia tetap melayang.

"...jadi kau akan memakan jiwaku?"

"Tentu saja, my darling. Jiwa manusia yang masih hidup ini lebih lezat daripada jiwa-jiwa yang sudah mati terlebih dulu. Kau lebih suka ikan yang segar, daripada yang sudah busuk, bukan?"
Iblis itu menyeringai.
Giginya yang tajam, sangat terlihat. Dan berwarna putih.

"Kapan... Kau makan jiwaku?" Mikage bertanya.

Yah, aku cukup tidak terlalu menyayangi jiwa yang aku punya.

Jika aku mendapat keinginan yang aku  mau.

"Disaat tugasmu, dan keinginanmu sudah selesai, darling. Kau meminta, pasti ada sebab. Disaat sebab itu hilang, aku akan makan jiwa lezatmu itu."

Mikage terduduk di tanah. Berfikir.

"Kau benar-benar akan mengabulkan permintaanku, bukan?"

"Jangan remehkan aku, Mikage-sama. Kekuatanku setara dengan dewa."

Aku tersenyum sinis, lalu menjabat tangan sang iblis.

"Oke. Sepakat."

Aku dan sang iblis berjabat tangan. Seketika, aku merasakan punggung tanganku terasa panas. Perih. Kulitku terasa mengelupas.
Lalu ada tanda berwarna merah, berbentuk panah di tempat aku merasakan sakit itu.

"Fufufu, kini jiwamu milikku. Dan perkenalkan, namaku Qiu."

「SERVANT OF DEVIL」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang