2

72 14 2
                                    

Aku bangkit dari tempat tidurku untuk mengambil handphone karena ada bunyi Line.

Atalantap
Addback ya

Aku ingat, dia Ata. Yang tadi pagi bertemuku disekolah.

Vinia
Udah ya

Antalantap
Inget saya kan?

Vinia
Iya aku ingat

Antalantap
Baguslah, besok kamu sekolah?

Vinia
Iya, ada apa?

Antalantap
Sepertinya aku salah
pertanyaan. Jelas saja
kamu sekolah, kecuali kalau besok kamu ada
Kecelakaan kecil mungkin.

Vinia
Maksudmu?

Antalantap
Tidak, aku hanya bercanda saja

Vinia
Sepertinya tugas-tugasku
Telah berkumandang untuk
Segera aku kerjakan

Antalantap
Saya tahu pasti kau
Akan balas seperti itu

Antalantap
Sudah jangan difikirkan.
Selamat mengerjakan
Tugas:)maaf mengganggumu

Read


Aku bingung apa yang dibicarakannya, apakah bahasa dia yang ketinggian? Atau aku saja yang terlalu bodoh untuk memahami kata-katanya?

Sebaiknya aku tidur saja. Soal tugas-tugasku? Ah itu hanya alasan klise saja. Aku sedang malas saja bermain hp, bahkan aku tidak pernah main hp terkecuali ada pesan yang penting menurutku. Bagiku pesan dari Ata tidak begitu penting untukku. Udah lah kembali ke niat awalku saja, lebih baik aku tidur.

✖✖✖

Mungkin sebelumnya aku belum memberitahu ya kalau aku sekolah dimana? Tentu saja belum, kamu bagaimana si Vinia. Aku sekolah di salah satu SMA favorit dikota Malang, sangat baik menurutku sekolah disitu. Karena hanya anak-anak yang memiliki rata-rata minimal 9 yang bisa masuk sekolah tersebut. Lama sekali angkutan umum yang dari tadi aku tunggu, udah sekitar 10 menit aku dihalte tapi angkutan umum yang biasanya aku naiki belum datang juga.

"Ayo bareng saya aja,"
"Kok kamu ada disini?"
"Mengantarmu,"
"Mengantarku?"
"Sudah naik saja,"
"Tidak, aku naik angkutan saja,"
"Akan ada yang terjadi denganmu Vinia jika kamu naik angkutan,"
"Kamu ngomong apa sih Ata aku ga ngerti,"
"Sudah naik saja,"
"Lalu kotak es mu?"
"Bisa ku titipkan diwarung itu,"
"Bukannya ini buat dikoperasi sekolahku?"
"Tentu,"
"Lalu nanti bagaimana?"
"Tidak gimana-gimana,"
"Aku tidak mau sebelum kau memberi alasan yang jelas,"
"Nanti saya ambil lagi,"
"Nanti kamu telat,"
"Tidak akan,"
"Sudah aku bilang, aku tidak mau naik sebelum kamu memberi alasan yang jelas,"
"Aku jelaskan dimotor,"
"Ada jaminannya?"
"Aku traktirmu,"
"Jaminan cash,"
"Kamu ini banyak bertanya ya, ayo naik saja. Udah jam 6.20 lho, nanti kamu bisa telat,"

Setelah aku fikir-fikir ada benarnya juga, nanti kalau aku telat bagaimana. Akhirnya aku naik ke motornya seteleh dia menitipkan kotak es nya

"Jelaskan sekarang Ata,"
"Mulai dari mana?"
"Kenapa kamu mengantarku? Kita baru ketemu dua kali dengan sekarang,"
"Soal mengantarmu sudah saya jelaskan tadi, apakah kamu meragukan bahwa saya orang baik?"
"Tidak juga, lalu soal kotak es mu?"
"Kau tadi lihat bukan? Dia sudah aman diwarung sana,"
"Maksudku denganmu, bagaimana jika kau telat gara-gara bulak-balik?"
"Tidak akan,"
"Bukan jawaban itu yang aku mau,"
"Saya sekolahnya siang, Levinia"
"Lho kok siang?"
"Saya kelas 12, satu sekolah denganmu,"
"Bagaimana bisa?"
"Bukankah memang sekolag kita kelas 12nya masuk siang untuk saat ini?"
"Maksudku bagaimana bisa kemarin kamu tidak pakai baju adat?"
"Saya malas saja,"
"Kamu tidak menghargai perjuangan pahlawan ya,"
"Sudah sampai, Levinia"

Kenapa terasa cepat jalan dengannya batin aku

"Kamu belum jawab pertanyaanku,"
"Kamu bawel banget ya, itu gerbangnya mau ditutup,"

Dan benar saja, Pak Joko sudah ingin menutup gerbangnya. Perasaan tadi baru jam 6.20, kenapa sekarang sudah jam 6.50? Kenapa lama sekali? Tapi kenapa aku merasa begitu cepat?

"Yaudah aku masuk dulu, Terimakasih Ata,"

✖✖✖

"Vin, aku kira kamu juga jadi korban kecelakaan tadi pagi,"
"Maksudmu?"
"Tadi belum lama ada kabar kalau angkutan yang mengarah kesekolah kita kecelakaan,"
"Bagaimana bisa?"
"Aku juga kurang tau,"
"Bagaimana kamu mikir kalau aku jadi korban Lid?"
"Kamu kan biasanya kesekolah naik angkutan terus tadi aku datengnya pas banget bel masuk,"
"Aku tadi tidak naik angkutan,"
"Lalu?"
"Aku diantar Ata,"
"Serius kamu?"
"Iya,"
"Coba cerit.."

Selamat pagi anak-anak

Tepat saat itu guru kelasku masuk. Saat pelajaran berlangsung aku terus memikirkan perkataan Ata tadi. Bagaimana Ata tahu kecelakaaan akan terjadi? Apakah Ata penyebab ini semua? Oh tidak mungkin Vinia! Kenapa kamu berfikiran seperti itu, tentu tidak. Ata orang yang baik, sangat baik.

"Vinia sebaiknya kamu cuci muka dulu,"
"Ha? Ah i..iya bu,"

Oh Tuhan kenapa aku jadi seperti ini, kenapa aku jadi mikirin Ata terus. Sepanjang jalan koridor menuju toilet aku memikirkan tentang Ata.

Aku melihat bahu lelaki yang baru aku kenal, aku harus menanyakan kepadanya.

"Ata," panggilan pertama dia tidak menoleh, sampai akhirnya aku lari mengejarnya. Dan saat panggilan kesekiannya dia menoleh.

"Vinia?"
"Aku mau ngomong,"
"Kamu ga belajar?"
"Aku tadi disuruh ke toilet,"
"Membersihkan toilet?"
"Bukan, aku disuruh cuci muka,"
"Lalu kenapa kamu tidak lakukan?"
"Karena bertemu kamu?"
"Memangnya ada apa dengan saya?"
"Kenapa kamu tau kalau tadi pagi akan ada kecelakaan?"
"Saya hanya menebak, dan ternyata tebakanku benar. Padahal tadi hanya alasan untuk mengantarmu,"
"Kamu bohong Ata!"
"Saya serius,"
"Udah kamu ke toilet sana, cuci muka."
"Tidak, sebelum kamu menjelaskannya,"
"Sebentar lagi akan ada guru piket dan langsung menanya kita, lebih baik kamu pergi dari sekarang,"
"Tidak,"
"Kamu ngeyel,"
"Biarin,"
"Hitungan ketiga guru piket akan datang,"

1...2...3.. dan benar saja, guru piket menghampiri dan menanyakan kita. Untung saja Ata bisa sedikit ngeles. Huh

"Tuh kan benar,"
"Kok kamu bisa tau?"
"Nebak lagi,"
"Bohong, kamu bohong Ata"
"Sebaiknya sekarang kamu memanggil saya dengan sebutan Kak,"
"Tidak mau,"
"Saya kakak kelasmu,"
"Biarin,"
"Terserah kamu saja,"
"Kamu ngapain disini?"
"Menjawab pertanyaanmu,"
"Maksudku ngapain ke sekolah? Kan kamu masuk siang,"
"Mengatar es,"
"Kok kamu ga malu sih?"
"Sudah sana balik ke kelas, nanti guru piket akan datang lagi,"
"Hmm yaudah,"

Akhirnya aku balik ke kelas, aku tidak mencuci mukaku. Biarkan saja, tidak kelihatan ini.

Ata & ViniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang