3

61 12 0
                                    

Dear,
Levinia.

Hai Vinia, sepertinya namamu lebih bagus kalo dipanggil lengkap yaa.. baiklah aku mulai dari awal..

Ekhem..

Hai Levinia.. lebih bagus bukan? tapi aku masih bingung harus memanggil nama pendekmu apa. Aku tidak ingin menyamakan temanmu dengan memanggilmu 'Vin'. Sebentar aku fikirkan dahulu. Ah! Aku sudah kefikiran, bagaimana aku memanggilmu dengan sebutan 'Le' tidak begitu buruk bukan?

Tentang namamu sudah selesai, sekarang aku sedang memikirkan apabila aku bertemu kamu dengan sebutan 'aku-kamu' seperti halnya kamu begitu ke aku. Jika kamu perhatikan dari awal, aku biasa ngomong 'saya-kamu' iya kan? Mulai sekarang aku biasakan ya!

Sebaiknya weekend ini kamu jangan kemana-mana deh, karena akan ada seseorang yang kerumahmu. Jangan difikirkan otang itu perempuan atau lelaki, liat saja nanti.

Aku capek nulis surat ini Le. tapi kalo kamu baca dan kamu simpan, aku rela nulis surat sampai berlembar-lembar. Ah tidak, aku malas deh. Nulis selembar saja yang penting kamu bisa senyum-senyum sendiri.
Jika boleh menebak, awal kamu terima surat ini pasti kamu meng-umpat. Tapi setelah kamu baca surat ini, kamu akan senyum-senyum sendiri.
Tenang saja, aku sudah sediakan laci untuk kamu menyimpan surat-surat dariku jika kamu berkenan. Harus berkenan Le, harus! Kenapa aku menjadi pemaksa seperti kamu. Ah tidak penting Ata, yang penting aku sudah mengirim surat kepadamu.

lihat tebakanku ya benar atau tidak, jika benar aku harus menuruti kemauanku.

  Si tukang es,
Atalanta.

"Apasih Ata ada-ada saja," umpat aku.

Aku tersenyum-senyum sendiri membacanya. Aku akan simpan pemberian surat-surat darinya. Tapi jangan fikir yang aneh-aneh dulu, aku hanya menghargainya. Kasihan kan sudah nulis capek-capek? Dan untung saja dia memberikan laci untuk menyimpannya. jika saja tidak, mungkin aku akan menyimpannya ditempat sampah. Ups, sorry Ata.

Setelah aku fikir-fikir kenapa tebakannya benar lagi? Ah dasar cowok aneh! Mana mungkin aku mau menuruti kemauannya. Tidak, tidak akan. Dia menyebalkan untuk saat ini. Lho kok aku jadi bilang saat ini, mungkin dia akan menyebalkan untuk selamanya, selamanya.

Ngapain juga dia ngatur-ngatur aku untuk weekend ini tidak kemana-mana. Paling juga yang datang dia. Dasar tebakan murahan, sudah bisa kebaca. Sangat mudah kebaca.

Line

Antalantap
Tebakanku benar

Antantap
Kau harus menuruti kemauanku

Levinia
Tidak, semua tebakanmu salah.
Salah semua.

Antalantap
Kamu berbohong, aku
Melihatmu. Coba kamu
Buka pintu balkonmu, pasti
Kamu juga bisa melihatku

hah? Batinku.
Daripada lama-lama, mendingan aku cek saja.

"Kamu ngapain disini?"
"Mengetest tebakanku, dan ternyata tebakanku benar Le"
"Kamu terlihat aneh berbicara 'aku-kamu',"
"Sudah jangan mengalihkan topik,"
"Aku hanya memberitahumu,"
"Besok kita ke pasar malam,"
"Ngapain?"
"Permintaanku, tebakanku kan benar,"
"Masih ada yang belum,"
"Yang mana?"
"Weekend,"
"Ini sudah masuk weekend,"
"Maksudmu?"
"Coba saja kamu lihat jam,"

Tuhan, ternyata dia benar. Sekarang sudah pukul 00.24, ini sudah masuk hari minggu!

"Tidak mungkin secepat ini,"
"Tidak ada yang tidak mungkin untukku. Buktinya sekarang aku bisa,"
"Tapi tebakanmu yang ini sudah kebaca, tebakanmu murahan"
"Yang penting tebakanku benar,"
"Itu hanya akal-akalanmu saja,"
"Kamu banyak bicara, sudah tinggal turuti permintaanku saja,"
"Tidak,"
"Bawel, ngeyel"
"Biarin,"
"Nanti malem aku jemput kamu jam 7. Pakai celana panjang dan jaket, atau kamu akan menyesal,"
"Suka-suka aku mau pakai apa,"
"Nanti malem angin akan kencang,"
"Memangnya kamu BMKG apa,"
"Turuti tebakanku kali ini saja,"
"Serah kamu saja, aku mau tidur. Sudah sana,"
"Aku keluar dari rumahmu ya?"
"Tidak, kamu turun saja lewat tali buatanmu,"
"Kamu tega,"
"Biarin,"

Langsung saja aku masuk ke kamarku dan menutup pintu balkon. Biarin saja dia turun dengan tali-talinya, dia saja bisa naik dengan talinya itu. Dia juga pasti bisalah turun dengan talinya itu.

Aku lupa, tadi aku belum menaruh suratnya. Langsung saja aku simpan suratnya di laci pemberiannya. Lebih baik aku taruh dibawah tempat tidurku saja, biar pas dia kesini dia tidak geer kalau suratnya masih kusimpan. Gengsiku tinggilah untuk mengaku depannya. Kedua mataku sudah berteriak untuk aku segera tidur.
Selamat malam orang yang sering menebak kehidupanku.

Ata & ViniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang