4

54 12 2
                                    

Jam menunjukan pukul 18.30, tapi aku belum bersiap-siap sama sekali. Jujur saja, aku malas dengannya. Ngapain juga dia ngajak aku jalan, dia fikir dia siapa nyuruh-nyuruh aku.

Line

Antalantap
Turun kebawah dong,
Aku gerogi nih ngeliat
Kembaran kamu

Levinia
Aku tidak punya kembaran.
udah kamu plg saja, aku tidak
Diizinkan.

Antalantap
Mamamu mirip sama kamu.
Siapa bilang, mama kamu
Udah mengizinkan

Levinia
Tidak dengan papaku.

Antalantap
Kata mama-mu kamu
boleh dibawa

Levinia
Yaudah kamu ajak mamaku saja

Antalantap
Cepat Le, keburu larut malam

Levinia
Gak.

"Sayang, ada teman kamu"
hu pasti itu mama. Jika aku diberi 3 permintaan, permintaanku yang pertama adalah.. hilangkan dia dari kehidupanku, biar dia ga bisa nebak-nebak hidupku lagi.

"Iya ma, tunggu"
Akhirnya aku turun dari kamarku. Oh Tuhan! Dia tampan sekali! Hanya dengan memakai jeans dengan balutan kaus hitam polos dan dilapisi dengan jaket.

Jika tidak disadarkan dengan Mamaku, bisa saja aku bengong sampai pagi. Tidak tidak, aku bukan bengong karena dia. Bukan, sangat bukan. Aku hanya sedang pusing saja, hanya pusing.

"Kamu kok belum rapih? Katanya sudah janjian" Kata Mamaku
"Tidak, dianya saja yang geer," jawabku sinis sambil menatap Ata yang tersenyum padaku.
"Gaboleh gitu sama tamu dong, sudah sana rapih-rapih"

✖✖✖

Jika saja bukan Mamaku yang menyuruh pasti sekarang aku tidak akan berboncengan motor dengannya.

"Terimakasih telah menuruti permintaanku,"
"Terpaksa, karna Mama"
"Pede banget sih, bukan soal jalannya. Soal pakaianmu." Jujur aku malu saat itu, sangat malu.

"Bukan karena permintaanmu, memang anginnya saja yang memyuruhku memakai jaket,"
"Berarti tebakanku benar,"
"Tunggu,"
"Kenapa?"
"Kali ini aku nanya serius, kenapa tebakanmu selalu benar?"
"Bagus dong,"
"Aku nanya serius Ata,"
"Nanti saja aku jelaskan,"
"Kapan?"
"Kalau kamu udah jadi pacar aku,"

Aku merasa pipiku memanas, tak bisa aku bayangkan semerah apa pipiku saat ini.

"Tidak akan terjadi, Tn. Ata"
"Bisa saja, Ny. Ata"
"Maksudmu siapa?"
"Kamu, kamu Ny. Ata"
"Mimpi."
"Sudah sampai,"

Disini aku sekarang, disalah satu pasar malam didekat daerahku.

"Kita ngapain kesini?"
"Naik permainan,"
"Kekanak-kanakan,"
"Tidak kalau sama aku,"
"Terserah kamu saja."

Aku sangat bete dengannya, saat ini dia hanya muter-muter saja. Ngomong doang mau naik permainan, dasar.

"Ata, aku mau gulali"
"Ayo tuan putri,"
"Terimakasih pengawal,"
"Kok pengawal sih?"
"Biarin,"
"Dasar. Sudah duduk sini saja"

Ata & ViniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang