Um

178 22 66
                                    

Mentari bersinar awali langkah kita
Disini, 1000 hari lamanya
Suka duka kan kita lewati bersama
Lukiskan kenangan, semua cerita bersamamu.

-unknown-

🌹🌹🌹

Cuaca pagi ini sangat cerah di mana orang-orang mulai beraktivitas dengan semangat ditemani cahaya matahari yang menghangatkan dan udara sejuk di pagi hari.

Sementara itu seorang gadis dengan nyamannya terus berbaring di tempat tidur dan tidak memerdulikan suara alarm yang sedari tadi berusaha membangunkannya.

Seseorang baru saja masuk ke kamarnya dan membuka jendela kamar. Hembusan angin segar pagi itu masuk melalui jendela yang baru saja terbuka dan membelai lembut wajah gadis itu. Ia pun semakin terlelap dalam tidurnya.

"Ini anak emang kebo," kata seseorang yang baru saja masuk ke kamarnya tadi. 

Ia menarik nafasnya dan menghembuskannya beberapa kali, seakan bersiap melakukan sesuatu pada gadis yang terlelap di depannya. Ia mulai mendekatkan wajahnya di telinga gadis itu.

"Bismillah..."

"WOI!! KEBO CEPET BANGUN,MAU TIDUR BERAPA LAMA LA- ah,aduh" belum selesai ia membangunkan, orang yang diteriaki terkejut dan dengan refleks mendorong wajahnya

"LO! Kenapa teriak-teriak terus di kuping gue, ga ada cara lain apa ngebangunin orang. Gendang telinga gue pecah lo ganti rugi!" omel gadis itu

"Ck. Nyokap yang nyuruh gue ngebangunin lo," jawabnya seraya menarik tubuh gadis di depannya untuk berdiri

"Ya biasa aja kali ngebanguninnya, udah sana gue mau mandi" ucap gadis itu dan menepis kasar tangan yang sedang menariknya

"Anak zaman sekarang emang sopan banget ya, ngga gue antar jemput lagi mampus deh," sahutnya dengan nada yang mengancam

"Eh, hehe. Becanda ih, Abang mah ngga bisa diajak becanda ga asik" sahut gadis itu sembari mendorong Kakaknya keluar kamar.

🌹

Hari ini hari pertama Adriana masuk ke sekolah. Pagi ini ia merasa harinya akan dipenuhi dengan hal-hal yang baru. Dari sekolah baru, tahun ajaran baru, seragam sekolah, hingga rumah yang ia tempati.

Beberapa minggu yang lalu keluarganya berniat pindah ke rumah yang lebih dekat dengan tempat kerja ibunya dan kampus kakaknya, karena sekolah Adriana yang dulu berjarak jauh dari rumah barunya.

Ibunya pun menyarankan agar ia juga pindah ke sekolah yang lebih dekat. Tidak memungkinkan untuknya menolak permintaan sang ibu.

"Pagi Mah," sapanya ketika melihat ibu dan kakaknya yang sudah siap di meja makan

"Pagi Ana, cepet sarapan sana nanti telat sekolahnya" sahut ibunya dengan lembut pada putri bungsunya itu.

"Biarin aja Mah, dia telat biar kapok jadi kebo" oceh kakaknya 

"Awas aja lo!," ancam Adriana mengarahkan kepalan tangan pada kakaknya. Ibunya hanya tersenyum melihat tingkah laku anaknya itu karena hampir setiap hari mereka selalu saja bertengkar

"Ana, Putra kepagian berantemnya, ntar aja kalo udah siang kan enak tuh panas-panas berantem" tegur ibunya tanpa mengacuhkan wajah melongo Adriana dan kakaknya karena perkataan ibunya tadi.

Adriana sangat bahagia hanya karena ia bisa kumpul bersama keluarga kecilnya ini, walaupun tanpa kehadiran seorang ayah. 

Ia yakin ayahnya sudah bahagia disana, bersama bidadari surga yang selalu mengantarkan berbagai macam hidangan mewah padanya setiap hari. 

Just Married with meWhere stories live. Discover now