Kadang kita lupa bahwa cinta berarti merelakan
Merelakan hati kita berada dalam genggaman orang lain
Merelakan setiap kepergian yang pasti akan terjadi
Rela, bila saja suatu saat kita pergi dengan hati yang terluka.
-xrahxx-🌹🌹🌹
Bel tanda pelajaran berakhir sudah terdengar beberapa jam yang lalu, sekarang hanya tinggal beberapa orang saja yang masih berada di sekolah. Ada yang menunggu dijemput dan beberapa sedang latihan basket di lapangan.
Terlihat di depan gerbang sekolah beberapa orang menunggu mereka dijemput termasuk Adriana dan Evika.
Sebenarnya Adriana bisa pulang sendiri dengan berjalan kaki, karena rumahnya terhitung tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Namun ia masih tidak hapal semua jalan di daerahnya itu, jadi untuk sementara mungkin Adriana akan diantar dan jemput kakaknya.
"Lo udah kabarin minta dijemput, Na?" tanya Evika
"Udah kok tadi pas di kelas," sahut Adriana sambil sesekali melirik jam tangannya
"Oh iya, gue minta Id Line dong," kata Evika seraya menyerahkan Handphonenya pada Adriana
"Nih udah." diserahkannya lagi Handphone itu pada Evika
"Thanks. gue duluan, itu udah dijemput." Evika melambaikan tangannya pada Adriana dan berlari menuju mobil merah yang baru saja berhenti tidak jauh dari gerbang sekolahnya.
Selang beberapa menit kakak Adriana tiba di depan gerbang sekolahnya itu.
"Lama banget sih," omel Adriana seraya masuk mobil dan menutup pintu mobil sedikit keras
"Masih untung gue jemput," sahut Putra cuek
Tidak ada satu hari pun yang terlewat tanpa pertengkaran sang kakak beradik ini, selalu saja ada bahan untuk mereka bertengkar. Sebenarnya yang selalu mereka pertengkarkan hanyalah masalah sepele.
Namun di balik itu semua, Putra adalah tempat curhat terbaik Adriana. Ia selalu menceritakan apa yang telah dialaminya. Tidak jarang Putra juga sering berbagi cerita pada adiknya itu.
Mereka berdua sudah sampai di rumah, ibunya belum pulang bekerja. Hanya ada bibi, Putra, dan Adriana di rumah itu.
Adriana bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya, ia berganti pakaian dan ingin beristirahat sejenak untuk melepas penatnya.
Ia membuka tasnya berniat mengambil handphonenya di dalam tas dan ia tidak menemukannya.
Adriana mulai panik mencari keberadaan handphonenya itu, sudah habis semua isi tasnya ia keluarkan namun barang yang dicarinya tidak ada juga.
Ia pun berlari kebawah menemui Putra yang sedang santai menonton tv lengkap dengan beberapa camilannya di ruang tamu.
"Bang, lo liat HP gue ngga?" tanya adriana menghampiri kakaknya
"Ngga, lagian dari lo pulang tadi gue ngga ada liat lo lagi pegang HP," jawab Putra santai sambil melanjutkan memakan cemilannya.
Adriana mencoba mengingat-ingat dimana ia menaruh Handphonenya.
"Astaga, HP gue di kolong meja kelas, ya ampun," Pikir Adriana dengan tampang terkejutnya
"Abaaaang, temenin gue ke sekolah lagi, please," kata Adriana memohon pada Putra agar ditemani ke sekolah untuk mengambil Handphonenya yang tertinggal
YOU ARE READING
Just Married with me
Novela JuvenilAdriana Faranissa, hanyalah gadis biasa pada umumnya. Menjalani kehidupan SMA yang normal dengan teman-teman, orang yang dikagumi secara diam-diam, dan belajar. Kehidupannya sedikit berubah ketika ia di pindahkan sekolah oleh ibunya, ia merasa hidu...