Menggenggam erat setiap hal, menuntut kesanggupanmu saat dia tiba-tiba hilang. Tak peduli berapa banyak bulir air mata menyertai. Tak ada ragu meski setelahnya kamu tak mampu berdiri lagi. Namun jera tak jua menyapamu. Nyatanya kamu terjatuh lagi, kamu menangis berkali-kali. Tanpa sedikitpun kamu sadari, waktu memberimu penawar luka. Pengobat pedih. Meski bekasnya tetap terpatri.
°eM
KAMU SEDANG MEMBACA
eM
Poesíacurcolnya hati yg nista dan pikiran yg kerdil inilah terapi untuk diriku yg gak jelas 😊😊