Hatiku memang sakit, kala tiap lembar putihku kau acuhkan. Sedangkan setitik hitamku kau ulang-ulang. Jelas aku kecewa, pengorbanan yg aku berikan kau pandang sebelah mata. Sedangkan kesalahanku kau jadikan panutan untuk menilai diriku. Terlepas darimu yg mungkin saja sudah setara malaikat. Aku hanyalah gadis yg tengah bertumbuh. Aku tak punya basic bidadari tanpa cacat. Kau mungkin tak pernah tau perasaan terasingkan. Terkucil sendirian tanpa teman. Nyaris gila aku memikirkan nasibku setelah hari itu. Maafkan pikirku yg kerdil. Maafkan hatiku yg nista. Kalaulah bukan karena Dia, aku mungkin akan mengakhiri segalanya, sebagai pendosa.
°eM
KAMU SEDANG MEMBACA
eM
Poetrycurcolnya hati yg nista dan pikiran yg kerdil inilah terapi untuk diriku yg gak jelas 😊😊