Kebodohanku, pernah menggilai sosokmu yg nyatanya mustahil untuk ku raih. Aku meninggalkan warasku dg jatuh cinta padamu. Aku pernah begitu terobsesi pada dirimu. Hingga Tuhan menamparku berkali-kali untuk menyadarkanku. Ah, Tuhan menertawakanku, pasti. Setidaknya, aku masih bertahan saat pedih menghujam tanpa ampun. Aku terus berjalan meski hatiku terberai hancur. Dan waktu menjadi obat mujarab atas luka. Aku mengais kepingan hati punyaku. Meski tak lagi sama, namun disitu ku tetap punya cinta teruntuk engkau, yg memelukku erat saat aku hilang arah. 😊😊
°eM
KAMU SEDANG MEMBACA
eM
Poetrycurcolnya hati yg nista dan pikiran yg kerdil inilah terapi untuk diriku yg gak jelas 😊😊