"Aku ingin menunjukkan apa yang aku rasakan. Aku tak ingin menunggu lebih lama lagi."
[Girlfriend-Navillera]–––
Ohna'94_storyline
Beautiful poster by Chuly Design–––
Malam yang sunyi. Tidak ada gemerlap bintang di langit. Bulan pun terlihat bersembunyi dalam awan gelap. Hanya suara serangga kecil yang masih terdengar riuh, menemaniku di sini. Sebuah rumah kecil, pojok gang. Tepatnya bernama Markas.
Aku bukanlah makhluk suci yang menghabiskan hidup untuk berdo'a, menjalani kehidupan layaknya orang normal. Aku hanya manusia biasa yang memiliki banyak dosa. Kenikmatan dunia haruslah di manfaatkan dengan baik. Untuk apa semua hal indah ini jika tidak untuk 'dimainkan'. Bukankah begitu?
Jika ada yang baik, pasti ada yang buruk. Semua orang bilang, aku termasuk buruk. Nyatanya, mereka yang lebih buruk dariku. Dengan menuduh pihak yang tidak melakukan apa-apa menjadi tersangka.
Seperti saat itu, seperti biasa, genk kami bernama The Devil akan pergi menuju Markas daerah Gangnam. Setelah bertugas dengan baik, atasan mengadakan pesta besar untuk merayakannya. Kesuksesan itu harus diberi kejutan, agar bisa berkembang lagi dan lagi.
Namun beberapa jam kemudian, suara sirine terdengar nyaring. Membuat seluruh penghuni Markas kebingungan dan beranjak mencari perlindungan. Sedangkan aku hanya menatap heran sekeliling. Sosok berbadan tegap dengan pakaian bak polisi itu masuk Markas, menatapku tajam seakan membunuhku di tempat.
Aku hanya menatap santai tanpa memperdulikan suara sekeliling untuk menyuruhku pergi secepatnya. Baru selangkah hendak menghampiri polisi, atasan atau bisa disebut leader genk The Devil memberi kode padaku untuk diam saja. Ternyata kami tak salah memilih pemimpin karena dia akhirnya bisa mengusir polisi tanpa ada yang tertangkap.
Sifat bijak, pengertian, peduli itu lah yang membuat dirinya diangkat menjadi leader genk terbesar di Gangnam ini. Jangan lupakan tentang wajah tampan, berkharisma, juga ketegasan saat melaksanakan tugas, memberi nilai plus plus untuk pemimpin genk-ku ini.
Tak heran, banyak wanita mengaguminya. Entah itu secara terang-terangan, maupun menjadi pengagum rahasia. Termasuk aku yang masuk kategori kedua. Menyukai diam-diam membuatku lebih leluasa untuk menatapnya. Aku tahu perilaku saat dia mendapat ungkapan cinta dari wanita, secara spontan dia berkata, "Jauhi aku mulai saat ini."
Karena itulah, aku memilih untuk menjadi pengagum rahasianya. Sejak aku masuk genk brandal ini. The Devil.
"Hey! Sudah lama menunggu?" Itu suaranya, leader genk The Devil, Im Jae Bum. Dia memamerkan senyum manis padaku sembari duduk di sampingku.
Jantung ini rasanya ingin keluar. Tidak kuat untuk berdetak lebih kencang lagi. Dia akan membunuhku sebentar lagi, hanya karena perbuatan sehari-hari.
"Kau kenapa? Tidak seperti biasanya kau terdiam seperti itu. Kau tertangkap polisi?" Aku masih betah diam. Semua tubuhku sudah bergetar, jelas saja jika aku berbicara akan gugup.
Jaebum menatapku, tanpa ku mengerti maksud pandangan itu. Hanya bisa mencuri pandang lewat lirikan, dia kemudian menghela napas panjang. Seperti mengeluarkan beban berat dari tubuhnya.
"Ah—Aku lelah."
Jaebum kembali menatapku setelah mendongak, melihat langit yang kosong. Sedangkan aku buru-buru menunduk kembali melihat mata elangnya menatapku.
"Bangunkan aku jika ada polisi. Mungkin, mereka akan datang sebentar lagi." Dia berucap sambil membaringkan tubuh ke belakang.
Aku termenung, mencermati setiap kata yang pria itu ucapkan. Polisi, sebentar lagi akan datang? Mataku membelalak seketika, kemudian aku membangunkan Jaebum.
Bukan, bukan karena aku takut berhadapan dengan polisi. Tetapi, aku tidak bisa merangkai kata yang tepat untuk bisa menghindar dari jeratan mereka. Itu sangat membutuhkan energi dan pikiran yang jernih.
"Hey bodoh! Cepat bangun!" Aku mengguncang tubuh kekarnya berulang kali. Tanpa sepengetahuanku, ia tersenyum tipis.
Tiba-tiba saja dia menarik lenganku, mengarahkan tubuhku untuk dekat dengannya.
"Dasar idiot!" Jaebum melepas cengkramannya. Membebaskan tubuhku untuk segera menjauh dari tubuhnya. Namun, aku masih terdiam beberapa menit. Merasakan kehangatan saat berada di dekat Jaebum.
Hingga pria itu membuka matanya, saat itu juga aku melihat manik mata Jaebum. Kami berpandangan cukup lama. Betapa inginnya aku mengungkapkan isi hati ini yang sesungguhnya pada Jaebum.
Bahwa aku mencintainya, sangat mencintainya. Melebihi cinta Juliet kepada Romeo. Cinta ini lah yang menuntunku untuk ikut gabung menjadi sosok buruk di mata masyarakat. Bukan tanpa alasan aku masuk genk The Devil, yaitu ingin selalu dekat dengan Jaebum. Hanya itu.
Sekali lagi, aku takut mengungkapkan itu. Meskipun terkadang aku tidak sanggup untuk menahan rasa ini sendiri, namun yang jelas, suatu saat nanti aku akan mengungkapkan semuanya padamu, Jaebum. Tentang perasaanku padamu sejak pertemuan pertama kita dulu, 3 tahun yang lalu.
Saat kau membantuku merebut tas ku dari pencopet. Dengan penuh kharisma kau datang, melawan penjahat itu lalu memberikan barang copetan.
Darisanalah aku mulai mengagumi sosok dirimu, mencari tahu asal usul mu, membelah habis biodatamu melalui teman-teman The Devil, hingga akhirnya aku dapat bergabung di genk populer ini.
Mari kita menunggu, kapan waktu bersejarah itu tiba. Saat semua tentang diriku terbongkar di depanmu, Im Jae Bum.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER IM [COMPLETED] √
FanfictionAku terlalu mencintaimu, hingga semua yang ku punya, aku serahkan sepenuhnya padamu.