Bab VI : I Hate You, Im! [END]

38 7 0
                                    

Ohna'94_storyline
Beautiful poster by Chuly Design

---

"Ada rasa ingin tahu di mata mu, kau sudah jatuh untuk ku."
[EXO-Monster]

Hawa dingin mulai merasuk tubuh, merambat hingga masuk menuju organ dalam. Semuanya membeku, termasuk hati dan jiwa ini. Bahkan aku tidak bisa berpikir jernih sekarang. Pikiran konyol selalu mengiang bebas, membebani otak. Adakah hal lebih buruk dari merasakan putus cinta? Ku rasa tidak.

Aku memang belum berucap lantang bahwa hubungan resmi ini kandas. Namun, dari segi pandang saja kami memang sudah seperti musuh, bukan kekasih yang dimabuk asmara. Secara tidak langsung, cinta antara aku dan pria itu sudah hilang. Semuanya pergi dengan cepat seperti angin malam yang berhembus tepat sampai ulu hati. Dingin, menusuk, sama seperti pandangan yang terakhir kali Jaebum berikan padaku.

Berkali-kali aku berusaha sadar. Karena pikiranku selalu berbeda dari kenyataan. Ini nyata! Bukan mimpi ataupun khayalan semata! Tentang perubahan sifat Jaebum, aku masih tidak percaya. Itu terlihat konyol. Oh~ bahkan hatiku masih berharap kejadian beberapa jam yang lalu adalah sebuah mimpi. Di malam hari?

Langkah kaki terus berjalan tanpa menghiraukan suara bising dari seberang, tatapan aneh semua orang, juga suara klakson kendaraan lalu lalang. Hampa. Kosong. Perasaan memang sangat berpengaruh bagi tubuh. Sehingga jika rasa drop hadir, semua pun terasa mati pula.

Hati kecilku terus berharap meski tahu kenyataan akan berbalik menyedihkan. Tapi apa salahnya? Toh, Tuhan tidak tidur, dan pasti sekarang Ia melihat hamba-Nya menderita. Mencoba memenuhi semua keinginan terakhir.

Hanya satu harapan yang ku inginkan sekarang. Semoga Jaebum menghampiriku, berkata semua ucapannya tadi hanyalah pura-pura belaka. Ya, sangat konyol memang. Yang pasti aku sangat percaya pada takdir. Jika sekali lagi harapan ini tidak sesuai takdir, ambil lah nyawa ku saja, biarkan aku membisikkan semua keluh kesah langsung pada Tuhan.

Sampai sekarang pun otak ku juga berpikir tentang tindakan pria itu. Bagaimana bisa dengan cepat dan mudah Jaebum mengatakan hal menyakitkan padaku? Adakah sesuatu yang mendorong dirinya sehingga melakukan ini?

BRUK!

Lagi, aku kembali menabrak bahu seseorang. Namun kali ini sangat keras sehingga membuat tubuh tidak seimbang dan terjatuh, duduk di jalan. Serasa mati rasa, bahu pun tidak merasa kesakitan sama sekali. Justru hati ku yang terasa semakin pilu.

Menangis adalah kegiatan yang ku lakukan selanjutnya. Tidak peduli pandangan aneh sekitar, mencurahkan kepedihan lebih berguna saat ini. Apalagi dada kembali terasa sesak ketika suara bentakan Jaebum melintas, mengiang sempurna.

"Kau adalah budak ku!" Juga raut marah dan menyeramkan sosok Im terlihat jelas di mata sembab ku.

Cairan bening mataku tidak sendiri. Tetesan hujan pun ikut menyertai kesedihan yang tangah ku rasakan. Bahkan derasnya air mata suci ini semakin melemahkan detak jantung. Rasanya terlalu sakit sehingga tidak sanggup untuk bernapas lebih lama.

Raut wajahku berubah seketika saat tubuh merasa tidak di jatuhi tetesan hujan. Padahal rintikkan ini masih terasa di tanah yang sedang ku duduki. Siapa? Siapa pelaku yang melindungi kali ini?

Tidak. Dia pasti bukan Jaebum. Pria itu menyebutku budak beberapa jam lalu, mengapa seorang tuan menghampiri budak nya lagi? Mustahil!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MONSTER IM [COMPLETED] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang