worst than drugs = the broken piece

5.1K 380 7
                                    

-3-

Hinata memasuki rumah ibunya malas.ini bukan rumahnya, rumah adalah tempat dimana kau merasa aman dan bahagia.hinata tidak merasakanya disini rumah yg ia tempati sama sekali tidak terasa seperti rumah.

Hinata benci rumah ini,hanabi adalah satu-satunya alasan hinata belum melakukan niatnya yaitu pergi dari sini,meninggalkan rumah ini, kota ini, memulai hidup baru,dan tidak pernah kembali.

Hanabi sudah pulang dari sekolahnya, seperti biasa yg dia lakukan hanyalah tiduran sambil nonton tv,memang apa lagi yg bisa dia lakukan di rumah ini?

"Kenapa kakak basah?kau tidak bawa payung?" Tanya hanabi, melihat kakaknya yg basah kuyup gadis itu membawa handuk dari kamar mandi dan memberikanya pada kakaknya.

"Mana aku tau akan hujan"ujar hinata sambil mengeringkan rambutnya "kau sudah makan?"hinata berjalan ke dapur mendapati tidak ada satu masakanpun di lemari.hinata sudah tau itu dan dia masih membuka pintu lemari dapur berharap ada keajaiban bahwa ibunya bangkit dari depresinya dan setidaknya memasak sesuatu.

"Aku lapar" keluh hanabi "aku sudah minum air yg banyak tapi aku masih lapar" ujarnya lagi.

Hinata menghela nafas,lalu memaksakan dirinya agar tersenyum di depan adiknya "aku akan memasak sesuatu" hinata membuka kulkas, hanya ada sekotak telur,sebotol susu dan sepotong keju "aku lupa belanja,kita makan omelet saja ya?" Tanya hinata dan hanabi hanya mengangguk "biarkan aku ganti baju dulu".

Setelah berganti pakaian dan memasak untuk hanabi hinata menaruh sepiring omelet itu di depan pintu kamar ibunya "ibu,keluar dan makanlah"pinta hinata.

Tidak ada jawaban.

Tapi hinata tau itu akan terjadi dan hanya membiarkanya begitu saja,biasanya dia akan mendapati piring itu sudah kosong nanti.

Hinata tidak suka ibunya,tidak lagi. Dia tidak bisa memaafkan ibunya yg mengabaikan hanabi dan dirinya,tapi sebenci apapun dia pada ibunya hinata tak bisa mengabaikan ibunya seperti bagaimana wanita itu mengabaikan keluarganya.

Gadis itu duduk di depan adiknya yg sedang makan,hinata ingat saat meja makan adalah tempat paling ramai setiap malam.dan kini hanya mereka berdua yg duduk disana dengan keheningan yg di interupsi oleh sendok setiap kali berbenturan dengan piring.

"Bagaimana sekolahmu?"tanya hinata.

"Semuanya berjalan lancar"jawab hanabi dengan mulut yg penuh.

"Kau tidak kesulitan berteman kan?" Tanya hinata khawatir,namun sepertinya pertanyaan itu harus ia tujukan pada dirinya sendiri.

"Tidak,kenapa?"tanya hanabi.

"Baguslah" hinata menyendok omelet ke mulutnya "jika ada yg tanya apa kau adiknya hyuga hinata,bilang bukan.bilang saja aku hanya saudara jauhmu dan kita tidak dekat"ujar hinata,dia khawatir. Sekolah hanabi berdekatan denga sma konoha,dan rumor tentangnya sudah sampai kesekolah itu.hinata tidak mau hanabi dijauhi karena dirinya.

"Kenapa aku harus mengatakan itu?" Tanya hanabi tidak setuju.

Hinata terdiam dia tidak mungkin memberi tahu adiknya bahwa dia dikenal sebagai gadis bermasalah yg dibenci semua orang.

"Apa ada masalah?"tanya hanabi mendengar kebisuan kakaknya.dia menggeser piringnya dan menggenggam tangan hinata.

Hinata tersenyum palsu "tidak" bisiknya.

Hanabi cemberut dia lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah puntung rokok memperlihatkanya pada hinata "kakak merokok lagi ya kan?"tanyanya ada sedikit nada amarah bercampur khawatir dalam ucapanya.

worst than drugs(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang