worst than drugs : "us"

3.9K 328 9
                                    

-17

"Kau hanyalah bahan taruhan"

PLAK.

Sakura menampar gaara menganggap itu sebagai usaha terakhirnya untuk membuat gaara tidak melakukan hal yg lebih jauh.

Gaara merasakan rasa perih di pipinya lalu berpaling "kenapa menamparku?itu benar kan..akhir bulan ini semuanya akan selesai" ujar gaara dan setelah mengelus pipinya yg terasa menyengat dia berlari menjauh dari sakura.

Tapi 4 kata itu sudah bersarang di otak hinata.

"Hinata aku.."

"Apa itu benar ?" tanya hinata menghentikan langkah sakura yg mendekatinya.

"Aku.."

"Jawab saja ya atau tidak".

"Me-mereka memang menjadikanmu bahan taruhan tapi aku yakin naruto.." namun sebelum sakura menyelesaikan kata-katanya hinata menghentikanya.

"Cukup..jangan mengatakan omong kosong apapun lagi".

Dengan langkah yg sedikit goyah hinata meninggalkan sakura  menjauh dari orang-orang yg dengan bahagianya menari di lantai dansa.

  Beberapa saat kemudian hinata menemukan dirinya sendiri duduk sendirian di anak tangga sekolah dan menangis meratapi kebodohanya.

Bagaimana jika semuanya hanyalah palsu?.

Bagaimana bisa dia bisa memberikan kepercayaanya semudah itu?.

Bagaimana bisa dia memberikan hatinya pada seseorang hanya karena dia memberikan perhatian yang lebih?.

Bagaimana bisa dia bisa jatuh pada perangkap seorang naruto.

  Setidaknya hinata pikir dia cukup kuat,untuk menahan bebanya sendiri. Hingga naruto datang dan membuat semuanya terasa ringan.

Dan ternyata itu adalah keputusan yang salah.

Layaknya sebuah peluru yg menghujam kepalanya secara bertubi-tubi kata-kata gaara menusuk otaknya,memaksanya merasakan rasa sakit dari peluru itu tanpa henti.

'Kuat?'

'Lihatlah dirimu sekarang'

Setan dalam dirinya bicara, merasuki hinata dengan pikiran-pikiran negatif lainya yg membuat gadis itu semakin terpukul dan membasahi gaunya dengan air mata.

"Hinata?" suara familiar dari belakangnya membuat hinata berhenti dan menyeka air matanya. Meski hinata yakin dengan seluruh lampu yg di matikan di sekolah kecuali gym,Air matanya tidak akan terlihat.

Hinata menoleh mendapati naruto berdiri di belakangnya dengan senyuman yg bahkan masih terlihat di kegelapan.

"Naruto?"

"Astaga kau dari mana saja aku mencarimu kemana-mana" ujar naruto sambil menuruni 2 anak tangga sehingga tingginya dan hinata tidak terlalu jauh.

Hinata menatap naruto yg terlihat terang dengan rambut pirangnya yg mencolok.

'Bagaimana bisa sesuatu yg terlihat sangat indah menyimpan kepalsuan seperti ini? '
.
.
.
"Argghh kenapa sakura dan gaara juga menghilang?lihat ponselnya masih ada padaku" ujar naruto sambil menunjukan ponsel berwarna pastel itu pada hinata.
.
.
.
'Bagaimana jika kasih sayang yg diberikan naruto hanyalah sebuah keindahan palsu yg sangat memikat'.
.
.
.
"Ayo kita kembali.." sambil meraih tangan hinata dan menggenggamnya lalu menariknya untuk menuruni tangga tapi hinata berhenti,lebih tepatnya dia menahan langkahnya".
.
.
.
'Bagaimana jika ini semua hanya mimpi indah'

worst than drugs(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang