Prolog

89 10 1
                                    

Romeo dan Shinta. Bukankah perpaduan yang sangat pas?

.Shinta.


"Pagi sayang," ucap Shinta dengan nada manja.

"Ngapain lo nelfon gue. Pake nomor baru lagi," sinis seseorang disebrang sana.

Dengan pandangan yang tetap kearah depan karena ia sedang menyetir Shinta tertawa dibuat-buat.

"Oh ayo lah sayang. Emangnya kalau aku nelfon kamu pake nomor aku yang kemaren kamu bakal angkat?" ucap Shinta tanpa beban.

"In your fucking dream," balas orang tersebut dengan nada yang tajam.

"Hahaha. So sweet. I miss you too my Romeo," seru Shinta dengan senyum cerah diwajahnya.

"You're crazy. Perlu gue kasih tahu berapa kali kalau gue bukan Romeo lo dan lo bukanlah seorang Juliet untuk gue, Romeo," kata orang itu yang bernama Romeo dongkol.

"Kamu benar kamu bukan Romeo ku tapi Rama ku. Karena kalau aku jadi Juliet aku gak akan bisa memiliki kamu. Atau jika aku terpaksa jadi Juliet aku gak akan minum racun demi kamu. Akan lebih baik aku awetin kamu dan jadiin kamu milikku selamanya. Walau akan membosankan sih gak bisa mengoda mu. Tapi tak masalah asal aku memiliki kamu," ucap Shinta seperti seorang psikopat dengan seringai diwajahnya.

"Sinting. Lo benar-benar seorang psikopat," bentak Romeo yang sudah habis kesabarannya.

Tut.

Sambungan diputus sepihak oleh Romeo yang sudah sangat marah. Shinta tertawa puas karena telah membuat Romeo marah kepadanya.

Well, mengoda Romeo sudah menjadi aktifitasnya sejak dua tahun belakangan ini. Sejak mereka bertemu karena Romeo yang menganggu Shinta yang tengah mem--bully seorang anak culun. Dan sejak itu Shinta selalu menganggu Romeo. Awalnya hanya kesenangan biasa untuknya. Namun entah sejak kapan saat ia mendengar nama pria itu jantungnya berdetak tak karuan. Dan ia sadar bahwa ia telah jatuh cinta. Namun orang lain beranggapan bahwa Shinta teropsesi pada Romeo. Tapi Shinta tak peduli. Karena yang terpenting untuknya adalah memiliki Romeo. Dan untuk memiliki Romeo ia harus menyingkirkan Karen yang sekarang berstatus sebagai pacar Romeo sejak dua bulan yang lalu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alasan kenapa aku hapus 'Amber's Feeling' dan mengantinya dengan 'Shinta dan Romeo' adalah karena menurut aku 'Amber's Feeling' sama sekali gak menunjukan sifat Amber atau sekarang menjadi Shinta. Lalu  alasan kenapa nama pemeran utamanya di ganti ialah karena nama ini lebih cocok untuk karakter utamanya. Dan punya filosofi yang memang aku bayangkan tentang kisah mereka.

Intinya akan ada perbedaan yang sangat menonjol antara 'Amber's Feeling' dan 'Shinta dan Romeo'. Disini karakter semua pemeran akan lebih kuat dan alurnya akan lebih jelas. Selain itu di Amber's Feeling aku udah buntuh karena binggung dengan alurnya yang udah gak jelas dan udah melebar kemana-mana dan gak sesuai dengan ide awal.

Jadi aku harap untuk kalian yang udah baca 'Amber's Feeling' bisa menerima keputusan aku ini.

Aku tahu aku gak konsisten bgt dalam hal ini. Itu sebabnya aku mulai dari awal lagi untuk benar-benar fokus nulisnya sehingga ceritanya gak akan ngaur. Dan cerita yang aku unpublished itu semua aku lakuin supaya aku fokus pada satu cerita aja. Biar feel cerita nya gak nyampur-nyampur dan akhirnya alurnya serta penokohannya jadi melenceng.

Oke, sekian dari aku. Semoga kalian suka versi yang ini ya.

Jgn lupa tinggalkan jejak kalian. Entah itu vote atau pesan dan kesan kalian.

Shinta & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang