Bab 6: Benci Lo akan Jadi Cinta Untuk Gue

42 6 1
                                    

Benci gue sesuka hati lo. Tapi lo tahu 'kan pepatah benci bisa jadi cinta? Jadi sekarang gue hanya tinggal menunggu waktu aja. Waktu dimana benci lo itu akan jadi cinta untuk gue.

.Shinta.

Karen berjalan menyelusuri lorong lantai 2 sekolahnya. Ia baru saja pergi ke WC tadi dan sekarang ia akan kembali ke kelasnya.

"Hai Karen," sapa Shinta yang berpapasan dilorong setelah kembali dari ruang guru.

"Shinta?"

"Lo mau gak bersenang-senang sama gue?" tanya Shinta penuh arti.

Karen mengernyitkan dahinya.
"Maksud kamu?"

Shinta tersenyum miring lalu menarik tangan Karen menuju taman belakang sekolah dengan Karen yang berusaha melepaskan tangannya dari Shinta.

"Kamu mau apa?" tanya Karen was-was sambil memegangi pergelangan tangannya yang memeeah karena Shinta.

"Gue 'kan udah bilang kalau gue mau bersenang-senang sama lo," jawab Shinta santai.

"Aku harus balik ke kelas Shin," ucap Karen yang ingin pergi namun dicegat oleh Shinta.

"Udah gue bilang 'kan gue mau bersenang-senang sama lo. Jadi, lo gak akan kemana-mana sebelum lo bersenang-senang dengan gue," seru Shinta dengan suara yang begitu mengintimidasi membuat Karen susah payah menelan saliva-nya.

:::

Romeo kembali ke kelas dengan perasaan gusar. Ia benar-benar marah pada Shinta.

"Lo kenapa bro?" tanya Deva pelan tak ingin didengar oleh pak Nanang.

"Gue disuruh ikut olimpiade Bahasa," jawab Romeo datar.

"Ha? Gimana ceritanya anak IPA ikut olimpiade Bahasa?" sahut Vino dibelakang Romeo dengan suara rendah.

"Gue gak tahu," kata Romeo sekenannya.

"Trus lo bakal ikut olimpiade sama siapa?" tanya Dave penasaran.

"Shinta."

"APA!" jerit Dave terkejut membuat seisi kelas menatap kearahnya.

"Bego," gumam Vino kesal melihat kebodohan sahabatnya ini.

"Dave kamu kenapa berteriak seperti itu?" tanya pak Nanang heran.

"Itu pak...anuh..tadi...itu...apa--"

"Kamu ini kenapa sih?" tanya pak Nanang kesal melihat Dave yang tergagap-gagap.

"Itu...anuh--"

"Sudah cukup sekarang lebih baik kamu diam dan mendengarkan saya. Jika kamu melakukannya lagi saya akan menghukum kamu mencuci WC," putus pak Nanang yang langsung mendapatakan anggukan lega oleh Dave. Setelah itu pak Nanang melanjutkan ceramah panjangnya tentang seni yang tak pernah dimengerti oleh Dave, Vino, maupun Romeo.

"Bego banget sih lo," celetuk Vino.

"Ya elah gue kan kaget tadi," bela Dave.

Shinta & RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang