Epilog: Kini dan Nanti

770 57 36
                                    

Beberapa tahun berlalu sejak pernikahan Sadhana dengan Dewi Sri. Sekarang mereka telah mempunyai seorang putra berusia dua tahun yang bernama Raden Tubagus Wardhana.

*Ingat! Enggak pake 'Chairi' loh, ya! Tar dikira suaminya Airin pula! Heheheh.*

Sesuai janji, setelah Dewi Sri melahirkan penerus bagi Kerajaan Purwacarita, Penguasa Bawanapraba mengangkat Sadhana menjadi Dewa. Sadhana diangkat menjadi Dewa Umbi-umbian, Palawija, dan Tanaman Pertanian Lainnya selain padi,  disingkat UPDT, bukan UPTD.

 Sadhana diangkat menjadi Dewa Umbi-umbian, Palawija, dan Tanaman Pertanian Lainnya selain padi,  disingkat UPDT, bukan UPTD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++

Sri - Sadhana, sebagimana yang disimbolkan dalam patung Loro Blonyo, kini menjadi sepasang Dewa-Dewi yang memberkati kesuburan, kemakmuran, dan kesejateraan bagi masyarakat agraris yang mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka.

Dewi Sri memberi wangsit pada para petani untuk membuat pedharingan untuk menyimpan padi di depan senthong rumah.

Ia mengajarkan agar petani selalu berupaya menyisihkan sebagian hasil panennya untuk bibit di musim tanam berikutnya, juga agar selalu ada persediaan beras baik di masa panen maupun di masa paceklik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengajarkan agar petani selalu berupaya menyisihkan sebagian hasil panennya untuk bibit di musim tanam berikutnya, juga agar selalu ada persediaan beras baik di masa panen maupun di masa paceklik.

Dewi Sri juga melarang petani untuk membunuh ular sawah. Ular sawah sebagaimana perwujud dirinya saat dihukum oleh Penguasa Bawanapraba adalah predator alami hama padi, yaitu tikus.

Selain untuk menjaga kesimbangan ekosistem, keberadaan ular sawah akan menjamin hasil panen yang melimpah.

Sebagai seorang Dewi-perempuan- yang sudah bawaan lahirnya memegang tegus perinsip ekonomi berupa: irit, pelit, dan petung, Dewi Sri memerintahkan para petani untuk menggunakan ani-ani atau ketam saat memanen padi, bukan parang ataupun sabit.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengantin PadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang