9. Pertarungan Dua Putri

581 53 36
                                    

Dewi Sri melepas pelukan mereka dan mengangkat rahang Sadhana.

"KAU!
BERANI KAU SELINGKUH DI BELAKANGKU?!
DENGAN RAKSASA GENDUT ITU?!" seru Dewi Sri berapi-api.

Raden Sadhana menggeleng kencang.

"Tidak, Dewi. Bukan. Sungguh, bukan. Biar aku jelaskan," ujar Sadhana panik. Ia sangat takut Dewi Sri salah paham lalu meninggalkannya, seperti di cerita Drama Korea.

"Dia itu Putri Panitra, yang mengejar-ngejarku untuk jadi suaminya. Tapi tentu saja aku tidak mau!

Aku kan cuma mau jadi suamimu, Dewi. Percayalah padaku," Sadhana menatap mata Dewi Sri dalam-dalam, berusaha meyakinkan kekasihnya.

Dewi Sri menggeram marah, belum sepenuhnya percaya. Ia lalu menarik Sadhana ke belakang punggungnya, bersiap menghadapi Putri Panitra.

Dewi Sri memperbesar diri, mengimbangi ukuran raksasa Putri Panitra.

"Berhenti di tempatmu sekarang, raksasa! Kau pikir, kau siapa?! Berani mengganggu lelakiku, hah?!" bentak Dewi Sri mengintimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhenti di tempatmu sekarang, raksasa! Kau pikir, kau siapa?! Berani mengganggu lelakiku, hah?!" bentak Dewi Sri mengintimidasi.

"Whuahahaha! Kau sendiri siapa?! Lancang sekali menyebut calon suamiku sebagai lelakimu!" balas Putri Panitra, sambil maju tak gentar.

"Eh, ngaca ya! Situ raksasa, dia manusia! Calon suami dari mana? Dari Hongkong?!"

"Lhah! Apa gak kebalik itu omongan?! Memangnya situ manusia? Situ juga bukan! Lha kok bisa ngaku-ngakuin Raden Sadhana, jadi lelakinya!

Coba dicek itu semua medsosnya Raden Sadhana! Dari facebook, twitter, instagram, path, bahkan status di wa juga semuanya tertulis: single! Bukan in a relationship, dating, engaged, or married. Complicated aja bukan!

Duh, kesian deh loe, ngaku-ngaku jadi kekasih yang tak dianggap!" Putri Panitra melayangkan serangan tajam berupa sindiran keras.

"Apa kau bilang?!" Dewi Sri kemudian melirik Sadhana yang berada di balik punggungnya," betul begitu, Bocah?!"

"Ampun Dewi, itu bukan akuuu! Aku mana pegang hape, di zaman ini belum ada, lah....

Kalau pun ada, semua medsos atas namaku pasti di-handle sama admin.

A-aku ini Pangeran Pati harapan bangsa. Aku terlalu sibuk belajar dan bekerja demi kemajuan negara. Mana sempat main-main? P-percayalah...," sahut Sadhana terbata-bata.

"Sudahlah, tidak perlu banyak omong! Aku memerintahkanmu menyerahkan Raden Sadhanaku!" seru Putri Panitra.

"Ia telah menantangku, bila dalam waktu setahun aku sanggup menangkapnya, ia akan dengan sukarela menjadi suamiku. Tanyai saja dia!" lanjutnya.

"Kau itu siapa, berani memerintahku!! Kau pikir karena kau itu Raksasa dan Putri Makhkota, kau merasa hebat?! Main perintah dan memaksakan kehendak seenak udel-mu sendiri!" Dewi Sri sedikit tersulut provokasi Putri Panitra.

Pengantin PadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang