Musim dingin baru saja berlalu. Digantikan dengan musim semi yang kau sukai. Di musim seperti ini, pasti tak lama lagi akan banyak sekali tumbuhan juga bunga-bunga yang akan mekar dan menampakkan kecantikannya masing-masing. Ya, sama hal nya dengan bunga-bunga itu, hatimu juga sedang mekar karena bahagia akan bertemu dengan Xiumin--namjachingumu yang sangat imut dan menggemaskan itu.Di sini, di sebuah kafe yang terletak di ujung persimpangan jalan dekat rumahmu, kau menapakkan kakimu memasuki tempat itu.
Bunyi lonceng yang berdering menandakan adanya pengunjung, terdengar jelas oleh telingamu. Kau melihat keadaan sekitar yang ternyata cukup ramai.
Kau memilih duduk di meja dekat tembok. Selain dirasa nyaman, kau juga menyukai tempat itu karena dekat dengan sebuah tempat yang biasa dipakai untuk bernyanyi. Tempat dimana ada sebuah band atau solo yang sedia bernyanyi untuk memikat pengunjung dan menyenangkan mereka.
Kau menyukainya.
Lagu yang mengalun dari band itu membuatmu tak bosan selagi menunggu Xiumin datang.
Mereka tampil begitu hebat dan keren. Tak salah jika mereka bisa mendapat bayaran yang lebih dari biasanya. Tapi kau tak cukup peduli. Hanya takjub. Itu saja. Yang kau pedulikan saat ini hanya menunggu Xiumin. Menunggu pemuda itu datang menemuimu.
Sudah sekitar lima belas menit kau duduk tanpa memesan apapun. Kau mulai jenuh meski band itu tetap tampil tanpa lelah untuk menghibur para pengunjung. Ada setidaknya 5 lagu yang sudah mereka nyanyikan. Dan kau ... masih menunggu pria itu. Xiumin.
"Apa anda yakin tak ingin memesan sesuatu?"
Sang pelayan menghampirimu dan memastikan apakah kau ingin memesan atau tidak. Tapi kau tetap menolak secara halus. Menunggu Xiumin datang terlebih dahulu baru kalian memesan bersama-sama.
"Aku masih ingin menunggunya. Terima kasih."
Sang pelayan perempuan itu mengangguk. Kemudian kembali ke belakang bar.
Kau mulai cemas dan khawatir.
Mungkinkah dia lupa dengan jadwalnya?
Kau berpikir cukup keras. Seolah berdebat dengan dirimu sendiri.
Pengunjung pun mulai sepi. Mereka meninggalkan kafe ini dengan berbagai ekspresi. Band yang tadi tampil juga sedang beristirahat.
Hanya ada kesunyian yang menyelimuti.
Kau cemberut. Merasa sia-sia datang ke sini. Merasa bahwa Xiumin hanya mengerjaimu karena memang itu kebiasaanya.
Sang pelayang hendak menghampirimu lagi, namun ia melangkah mundur dan pergi ketika kau memutuskan untuk tetap menunggu Xiumin selama lima menit lagi.
Jika dalam lima menit namja itu belum datang juga, kau akan betul-betul pergi dari Kafe ini dan akan mendiamkan Xiumin untuk beberapa waktu.
"Sial! Dia juga tidak mengangkat telponnya." Kau menggerutu sendiri. Merutuki segala situasi dengan kesal.
Tiba-tiba listrik padam seketika.
Janrang sekali sebuah Kafe di Seoul mengalami mati listrik. Biasanya sebuah tempat seperti ini selalu menyiapkan solusi bila terjadi hal seperti ini.
Keadaan tampak gelap. Ditambah hari mulai malam. Dan Kafe ini juga terbilang Kafe dengan interior yang memiliki kesan dark namun elegan. Sukses membuat penglihatanmu kabur.
Rasanya orang-orang yang tersisa di Kafe ini mencoba untuk keluar. Terdengar dari langkah mereka yang tergesa-gesa. Hanya kau saja yang tetap diam dalam posisimu sambil pasrah dan menunggu lampu untuk menyala kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine // EXO
Fanfiction[Fanfiction] Berisi kumpulan imaginasi antara fans dengan idolanya yang memakai cast utama kamu dan salah satu member EXO. Imagine hanya berisi drabble dan ficlet. Itu berarti tidak ada cerita ber-chapter dan setiap bagian memiliki judul masing-mas...