PERCOBAAN #1

4.5K 191 27
                                    


Hai... hai... haaaaiii...

Gue kambek nih, bawa sequel baru dari KMC dengan judul, baca diatas. Lol.

Selamat membaca ya, dan jangan lupa tinggalkan jejak anda dengan vote and comments ya....

===

Namanya Yayan Sopian, usianya 1 tahun diatas ku, dan aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan Kang Yayan, kami sekolah dalam satu tingkat kelas yang sama. Kami tinggal di satu desa yang sama di daerah Sukabumi, hidup di desa sebagai anak remaja yang bersahaja, dan sederhana.

Nasib membuat kami menjadi dekat, yaitu sama-sama tidak memiliki orang tua yang lengkap. Saat aku umur empat belas tahun, bapak dan ibu ku meninggal dalam satu insiden alam yaitu banjir bandang, menghanyutkan kedua orang tua ku sampai sejauh dua kilometer dari persawahan tempat bapak dan ibu ku bekerja sebagai petani. Dan jadilah aku yatim piatu, kemudian diasuh nenekku seorang diri. Meski berstatus tanpa orang tua, nenekku cukup cermat mengatur perekonomian hingga akhirnya aku mempunyai simpanan tabungan untuk bekalku kuliah di Jakarta.

Dan Kang Yayan, adalah seorang remaja tanpa ayah, ibunya seorang TKW di Jepang, yang sukses sampai dipinang oleh majikannya disana. Dan sebelumnya sang ibu bekerja di Malaysia, namun hanya lima tahun, kemudian pulang dalam keadaan berbadan dua. Lalu melahirkan dikampung tanpa didampingi oleh pria yang menghamilinya, hingga menjadi bahan gunjingan. Bayi yang lahir pun berparas tampan, dan tampak dominan sebagai bule, dengan rambut agak pirang. Baru berusia satu bulan, ia ditinggalkan oleh ibunya untuk bekerja kembali sebagai TKW di Jepang. Hingga saat ia usia remaja, warga desa tidak lagi membullynya dengan gunjingan "bule anak haram" karena lebih terpesona dengan ketampanannya. Namun itu tidak membuatnya besar kepala, ia tetap rendah hati, santun, dan murah senyum. Dan ia tinggal dengan neneknya yang juga berteman baik dengan nenekku. Karena terlahir di desa pasundan, bayi dengan darah bule itu di beri nama Yayan Sopian, tidak ada kesan indo sedikitpun.

Kami kerap menghabiskan waktu bersama, dari sekolah, bermain bola, sampai mandi di sungai dengan sebelumnya kami bergulat lumpur di persawahan desa. Meski kadang aku harus selalu merasakan kesal karena adanya gangguan, seperti pemuda desa ini yang berusia di atas kami kerap mengejeknya dengan sebutan "bule sohor" alias sombong, bahkan sebutan "bule kampung" juga sering terdengar di telinga kami, mungkin karena mereka iri mengingat tidak sedikit gadis belia di kampung yang menggoda kang Yayan, bahkan terang-terangan merayunya. Terlebih lagi selalu mengikuti kemana Kang Yayan bermain denganku. Sampai akhirnya kang Yayan berkata.

"Tenang saja ya, Ray, mereka gak akan bisa misahin kita." Dan ia pun berpegang teguh pada kalimatnya. Karena kami memang selalu saja bersama, hingga kami selalu jadi bahan ejekan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah, sebagai pasangan. Dan Kang Yayan hanya cuek dengan ocehan itu.

Tapi kenyataan berkata lain, kang Yayan tidak bisa menepati janjinya untuk tidak terpisahkan dari ku. Saat kami tingkat dua di sekolah menengah atas, warga kampung digemparkan dengan kedatangan seorang pria bule yang mengaku sebagai ayah kandung kang Yayan lalu membawanya, setelah meyakinkan nenek kang Yayan dengan dokumen surat perjanjian ibunya dengan pria bule itu. Entah apa isi surat itu, yang aku tahu sang nenek mengikhlaskan kang Yayan harus pergi bersama pria bule itu, meninggalkan sang nenek seorang diri hingga akhirnya meninggal dunia setelah dua bulan kepergian kang Yayan.

Hari-hariku sepi tanpa kang Yayan, sampai pernah aku jatuh sakit di awal-awal kepergiannya, ditambah kang Yayan tak pernah mengucapkan kata pamit. Dan itu menyiksaku. Entah perasaan rindu yang menggebu atau karena keterbiasaanku dengannya membuat aku selalu memikirkan segala hal tentangnya. Bahkan diujung masa sekolah ku yang sebentar lagi akan berakhir, aku masih kerap memikirkan tentang kang Yayan. Dan akhirnya aku sadar bahwa aku menginginkannya, lebih dari itu, aku juga mencintainya. Parahnya, aku selalu berfantasi tentangnya saat aku masturbasi.

Kumpulan Cerita Pendek (Gay Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang