Y A S N I N A
Tawangmangu. Terdengar asing? Wajar, mengingat tempat ini hanya sebuah kecamatan kecil yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kira-kira satu jam dari Solo.
Tawangmangu sendiri berada di lereng barat Gunung Lawu. Meskipun hanya sebuah kecamatan, Tawangmangu terkenal di lingkungan sekitar sebagai destinasti tempat wisata alam yang keren, sebut saja Air Terjun Grojogan Sewu, Bukit Sekipan, Air Terjun Pringgondani, dan masih banyak lagi.
Selain itu jika tidak suka berwisata di alam, Tawangmangu juga bisa dijadikan destinasi wisata sejarah. Karena ada beberapa peninggalan candi yang terdapat di daerah itu.
Dan di sinilah aku sekarang, Tawangmangu. Tetapi tujuanku, bukan untuk berwisata seperti yang aku ceritakan di awal tadi. Bukan itu. Tujuanku di sini untuk memperbaiki semua masalah yang aku hadapi.
Sayangnya, tujuanku ke Tawangmangu yang ingin memperbaiki masalah, malah berubah haluan dengan menambah masalah baru. Masalah itu ditimbulkan dari wanita paruh baya yang harus aku hadapi karena ia menempati Vila punyaku yang belum dibailk nama.
Ya, satu-satunya solusi di dalam otakku untuk memperbaiki masalahku adalah dengan menjual vila yang ditempati oleh wanita paruh baya itu. Ah! Rasanya tidak sopan jika aku terus-terusan memanggilnya dengan sebutan wanita paruh baya, ada baiknya aku perkenalkan siapa dia. Dia yang telah membawaku pada babak masalah baru.
Marjanti, tapi banyak orang lebih mengenalnya dengan panggilan Bude Mar. Dia cukup terkenal di daerah Tawangmangu, ah! Bukan cukup lagi tapi memang terkenal, karena Bude Mar ini satu-satunya perias manten yang ada di sana.
Aku sebenarnya sudah tahu dengan namanya dari semenjak Ardy yang menyarankan kepadaku untuk segera mengurusi vilaku yang belum balik nama ini. Tapi, aku sama sekali tidak tahu bahwa orang yang aku hadapi adalah orang seperti Bude Mar.
Bude Mar jarang bicara, baginya bila tak benar-benar perlu, dia mana sudi mengeluarkan suaranya. Mungkin ini yang jadi penyebab dirinya disegani—atau mungkin ditakuti oleh banyak orang, bahkan sampai clien-nya juga menunjukkan sifat segan kepada Bude Mar.
Jujur, berada di dekat Bude Mar membuat aku merasa ciut sendiri, padahal tidak pernah sekalipun aku merasa ciut bahkan dengan clien yang punya harta tujuh turunan pun aku biasa saja. Tetapi Bude Mar? Dia memiliki aura mengintimidasi, ya aku sebut seperti itu saja.
Aku pertama kali bertemu dengannya ketika ia sedang meraes pengantin dan aku berusaha untuk mengajaknya bicara mengenai tujuanku, aku melakukannya langsung tanpa embel basa-basi. Ketika berbicara dengan Bude Mar, dia akan menatap lekat mataku dan terus memperhatikan setiap saja gerak-gerik yang aku lakukan. Mungkin ini yang jadi penyebab mengapa aku merasa dia memiliki aura intimidasi itu. Dia menatap lawan bicaranya dengan sorot mata lurus, tidak tajam namun mampu menusuk, tidak mengebu-gebu tapi berhasil memegang kendali.
Kalau boleh aku sebutkan siapa orang tanpa ekspresi terhebat yang pernah aku temui? Maka aku akan menuliskan nama Marjanti di daftar teratas. Jelas saja dia! Aku belum pernah bertemu orang sedatar dan sedingin dia. Sumpah!
Bahkan ketika Bude Mar merapal mantra—entah aku tidak tahu apa itu jadi kusebut seperti ini saja. Bude Mar masih memasang tanpa ekspresi.
Dipuji karena hasil riasan pengantinnya yang bagus pun, Bude Mar tetap memasang tampang biasa, yang dengan mana berhasil membuat si pemuji hanya dapat memasang raut wajah masang.
Aku tidak tahu apa yang mendasari Bude Mar sehingga memiliki sifat sedatar dan sedingin itu, tapi apapun itu, penyebab itu benar-benar telah membentuk karakter Bude Mar yang begitu kuat.
Dan seperti yang aku bilang diawal tadi, mengenal Bude Mar yang datar dan dingin, membuatku berhasil masuk ke dalam babak baru masalah di dalam hidupku ini.
Bersambung
Hay semuanya! Ini penulisannya memang beda ya dan emang minim sekali percakapan dan lain-lain. Karena sebenarnya ini bukan cerita mendetail yang biasanya sering aku gunain, ini lebih ke apa ya... tebaklah sendiri.
Tapi masih setia membaca kan? Setia sampe kejutan akhir kan?
Lanjut bab 5, yay or nay?
Salam, Bellazmr
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Manten
ChickLit[Sudah difilmkan] Yasnina, bisa jadi adalah penggambaran perempuan metropolitan yang sukses menata dengan baik tangga kariernya. Di usia muda, Nina mendapatkan segala hal yang ia inginkan. Semuanya hampir sempurna, berprestasi di bidang pekerjaan, c...