Semilir angin lembut menerpa rambut hitam kecoklatan milik seorang cowok yang saat ini sedang duduk menyendiri di atas rooftop rumahnya.
Matanya tengah fokus membaca bagian demi bagian novel favoritnya karya J.K. Rowling, yang berjudul Harry Potter.
Langit jingga yang turut menghiasi pemandangan di atas rooftop, membuat cowok itu betah walaupun sudah duduk berjam-jam demi untuk menyelesaikan bacaan satu karangan novel. Apa lagi ini adalah novel favoritnya, membuat ia enggan bangkit dari sofa empuk yang sedari tadi menemaninya itu.
Senja. Berarti waktu sekarang sudah hampir malam. Ia sudah berada di rooftop sejak matahari baru terbit, tapi tak luput ia menyantap sarapannya terlebih dahulu tadi pagi. Namun percuma, kali inipun ia melewati waktu makan siangnya.
Hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana sekolah diliburkan, dan hari dimana Reinhard bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku ataupun novel.
Ya, cowok yang saat ini sedang sibuk membaca novel Harry Potter itu bernama Reinhard Anggara.
Cowok dengan paras rupawan yang memiliki sifat cenderung introvert dan dingin.
Namun jangan tanya soal kecerdasannya, ia bahkan tidak pernah mendapat ranking 2 selama bersekolah, selalu mendapat ranking 1. Itulah mengapa orang-orang menyebutnya cowok jenius.
Reinhard juga sering menghabiskan waktunya di laboratorium sekolah setelah jam pulang sekolah. Kadang cowok itu berada di sana sampai larut malam, bahkan beberapa kali ia menginap semalaman di sana.
Reinhard memang hobi melakukan berbagai macam percobaan di laboratorium sekolah. Namun kali ini bukan hanya sekedar hobi yang ia lakukan, melainkan sebuah penelitian.
Ya, ia menjadi siswa yang terpilih untuk mengikuti ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), yang kegiatannya akan dilaksanakan bulan depan nanti di Jakarta. Reinhard menjadi satu-satunya perwakilan SMA Bintang dalam ajang tersebut.
"Rei," panggil seorang wanita paruh baya, yang saat ini terdengar sedang menaiki anak tangga menuju rooftop.
Kini ia berdiri di depan pintu rooftop sembari menggeleng-gelengkan kepalanya maklum, melihat anaknya itu sibuk dengan dunianya sendiri.
Ia lalu berjalan menuju sofa tempat Reinhard duduk.
"Kamu nggak bosan duduk berjam-jam di sini nak?" tanya Dita, yang tak lain adalah mama Reinhard itu.
"Makan dulu gih. Tadi pas makan siang kita semua tunggu kamu lo di bawah, tapi kamunya nggak muncul-muncul. Emang masih banyak yah yang mau dibaca?" tanya Dita dengan suara lembut khasnya, sembari matanya melirik novel bacaan Reinhard.
"Tinggal satu halaman ma," jawab Reinhard datar, dengan tatapan yang tak luput pada novel bacaannya itu.
"Cepat yah, mama tunggu di bawah. Mama udah masakin makanan kesukaan kamu dan Regan loh untuk menu makan malam kali ini," ujar Dita dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Semur ayam?" Reinhard menutup novel bacaannya.
"Iya nak, ayo kita ke bawah," ajak Dita dengan senyum penuh semangat.
"Mama duluan nanti aku nyusul."
***
"Kak, suapin," rengek Rere pada Reinhard, yang saat ini sedang duduk disamping Reinhard dimeja makan.
Reinhard langsung mengambil satu suapan nasi, lalu dengan lembut menyuapi suapan nasi itu ke mulut Rere.
Rere tersenyum bahagia sehingga membuatnya semakin terlihat menggemaskan. Rere adalah adik perempuan Reinhard yang saat ini tengah berumur 5 tahun.
"Manja banget sih dek," timpal Regan dengan makanan yang masih ada di mulutnya.
"Kalo makan itu nggak boleh ngomong ka," celetuk Rere polos, dan langsung membuat semua orang yang ada di meja makan tertawa.
Salah, tidak semua. Kecuali Reinhard.
"Tadi juga kamu ngomong dek. Kak suapiiin," Regan membela diri, namun diselingi candaan.
"Regan, Regan, udah umur 20 tahun tapi debat sama anak umur 5 tahun," selah Arya dalam perdebatan itu sembari ia menggeleng-gelengkan kepala kecil melihat kelakuan anak sulungnya itu.
"Tapi tadikan aku belum makan kak," Rere mengerucutkan bibirnya.
Dita dan Arya langsung tertawa, sementara Regan? hanya bisa diam.
Ya, Regan adalah anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Tingkahnya seperti power rangers, kadang berubah-ubah. Dirumah ia bisa menjadi orang yang sangat cerewet dan humoris. Tapi di kampus? ia dikenal sebagai cowok cool dambaan para kaum hawa di kampusnya itu.
Nasibnya di kampus memang sebelas duabelas dengan nasib adiknya Reinhard di sekolah. Namanya juga kakak adik.
Kakak adik dari gen keturunan paras menawan.
Pacar? Regan baru saja putus dari cewek yang telah ia pacari selama 2 tahun itu. Dan ini adalah kali kedua ia gagal mempertahankan hubungannya.
Senyum bahagia Dita dan Arya menghiasi suasana makan malam kali ini. Jarang sekali suasana seperti ini mereka rasakan, kadang hanya satu atau dua kali dalam sebulan mereka bisa berkumpul bersama. Dita dan Arya memang sering bepergian keluar negeri karena tugas pekerjaan mereka.
Bonus ;)
✨✨✨
A/n : Sebelumnya aku mau minta maaf, karena udah nggak bisa lagi lanjutin cerita Between Us karena udah lupa jalan ceritanya gegara saking lamanya hiatus :')
Dan terima kasih untuk kalian yang sudah menyukai karakter Claudia dan Arkava ❤ maaf udah buat kalian nunggu, nggak enak kan yah nunggu? '-'Oh iya, bagaimana pendapat kalian di chapter pertama ini? Ada yang suka juga sama si Reinhard? ._.
Warm Regards, Fvrgin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen FictionTentang dua orang yang memiliki phobia jatuh cinta yang sama, tentang semesta yang melukis kisah di antara keduanya. Cerita tentang luka, kebahagiaan, dan kisah cinta yang tidak biasa. Reinhard Anggara, cowok jenius blasteran China-Indonesia dengan...