Jam dinding telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Terdengar suara isakan tangis dalam suatu ruangan kamar yang terlihat temaram.
Proyektor yang menyala selama hampir 9 jam di sudut ruangan kamar, dinding bercat putih sebagai layar proyektor, dan lampu yang sudah sengaja dipadamkan. Beginilah keadaan kamar yang ada saat ini.
“Sumpah, ini ending-nya kok gini banget sih Rin,” tangis seorang cewek yang saat ini sedang duduk bersender di atas kasur, dengan tatapan yang tak luput pada dinding layar proyektor yang ada di depannya.
Layar itu sedang menampilkan adegan demi adegan drama.
Sesekali ia mengambil beberapa lembar tissue dalam kotak di atas pangkuannya, lalu setelah itu ia membuang ingusnya susah payah.
Ya susah payah, karena hidungnya yang tersumbat akibat tak henti-hentinya menangis. Setelah itu, iya membuang tissue bersama ingusnya itu ke sembarang tempat. Jorok? Memang jorok.
Cewek yang sedang bersusah payah membuang ingusnya itu bernama Jesica Gabriela. Cewek yang hobinya rebahan dan nonton Drama Korea.
“Sumpah nyesel banget. Kalo dari awal gue tau ngegantung gini trus parahnya lagi sad ending, mana ada gue nonton," timpal seorang cewek lain yang juga kini ada bersama-sama dengan Jesica di atas kasur beraksen putih itu.
Keadaannya juga tak jauh berbeda dengan keadaan Jesica saat ini. Mata sembab, apa lagi kalo bukan karena habis menangis berjam-jam.
“Lah, emang lo mau di spoiler?”
“Hm, iya juga sih,” cengir Airin.
Ya, cewek yang bersama Jesica di atas kasur beraksen putih itu bernama Airin Putri. Cewek yang sebelas dua belas sama hobinya dengan Jesica.
Keduanya rela melewati waktu makan malam kali ini, demi untuk bermaraton delapan episode terakhir dari Drama Korea yang mereka tonton sejak kemarin itu.
Bayangkan jika satu episode waktunya berdurasi satu jam, itu berarti sudah delapan jam mereka telah mengurung diri di kamar.
Masih ada beberapa menit sebelum episode terakhir selesai. Keduanya masih setia dengan tangisan mereka.
Tissue yang sudah berserakan dimana-mana, membuat keadaan kamar saat ini terlihat tak jauh berbeda dengan keadaan dalam kandang ayam.
“Nyesel pokoknya, plus nyeseknya juga sih," kesal Airin yang masih belum terima dengan akhir cerita Drama Korea yang ia tonton malam ini.
Lampu kamar tiba-tiba menyala.
Refleks Airin dan Jesica memicingkan mata karena perih cahaya putih itu tiba-tiba masuk ke dalam mata mereka. Di tambah mereka yang sehabis menangis berjam-jam, tidak terbayang perihnya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen FictionTentang dua orang yang memiliki phobia jatuh cinta yang sama, tentang semesta yang melukis kisah di antara keduanya. Cerita tentang luka, kebahagiaan, dan kisah cinta yang tidak biasa. Reinhard Anggara, cowok jenius blasteran China-Indonesia dengan...