Dua

448 11 0
                                    

     Semalaman aku bergegas untuk membereskan semua barang-barang keperluanku selama di Jakarta.

Di Busan jadwal kelasku selalu siang, jadi harap memaklumiku jika hari ini aku terlambat.

08.00. terlambat satu jam. keadaan di sekolah ini sudah sangat sepi, satpam yang terpampang jelas di ambang pagar sekolahpun melarangku masuk, tapi karena aku murid baru seribu alasan yang sudahku persiapkan sangat ampuh!

Ketika pak Arifin nama satpam itu, mengizinkanku masuk, aku harus bergegas mencari ruang guru sekaligus kelasku selama 6 bulan kedepan.

      Hidup di Jakarta aku harus berhemat, naik bus kesekolah adalah caraku menghemat uang sampai aku mendapat pekerjaan part time nantinya.

      Kooridor yang sedang aku lalui ini sudah sangat sepi. ku jajarkan pandanganku keseluruh sudut kooridor, tidak ada siswa seorang pun. Aku mematung tak tau harus melangkah kemana saat di persimpangan kooridor, sampai ada seseorang yang memanggilku dari arah belakang.

seorang pria tinggi semampai, berkulit putih dengan rambut cokelat kehitaman dan matanya sedikit sipit sepertinya ia bukan seorang pribumi, mungkin berasal sama denganku? Percakapan singkat terjadi antara aku dan dia.

"Hey!" sapaanya membuatku membalikan tubuhku mencari sumber suara

"iya? "

" nama lu mey? " pertanyaannya mengejutkanku bagaimana ia bisa tahu namaku? Ini adalah hari pertamaku, atau mungkin guru memberitahunya?

Aku hanya mengangguk melihat pria didepanku yang tampan dengan iris mata cokelat pekat, membuatku larut dalam tatapannya.

" ayo gua antar ke kelas lu"
Aku hanya bisa mencerna sepintas ucapannya dan mengikuti setiap langkahnya dari belakang, sangat proporsi tubuhnya. entah kemana ia membawaku

Saat berjalan menaiki tangga, aku melihat  banyak nama ruangan terpampang di atas pintu masing-masing ruangan. aku mulai sadar bahwa ia membawaku ke ruang kelas, disitu tertulis 2-1 ia mulai membuka pintu terdapat banyak murid dan seorang wanita memakai seragam rapih bah seorang guru. aku dan pria ini menjadi pusat perhatian dalam keadaan hening.

"permisi" ucap pria itu dengan sedikit membungkuk sopan kearah guru wanita itu.  Guru itu mengangguk Lalu pria itu duduk di tempatnya dua baris dekat jendela mengarahkan pandangan kelapangan. jika diamati sedikit, kenapa ia memilih dekat jendela pasti akan panas jika matahari menyorot?

"Kim Mey Hyun, apa benar namamu? " suara tegas dan tatapan yang menakutkan. sekarang aku tahu mengapa kelas sangat hening ternyata guru yang ada dihadapan mereka sangat menakutkan.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk, takut ucapanku salah setelah dua tahun tidak menggunakan bahasa indonesia.

"mengapa kamu hanya mengangguk? Sepertinya kamu bukan berasal dari indonesia, apa benar? "

Mulutku susah sekali untuk membalas percakapannya, aku bisa berbahasa Indonesia dan aku sangat paham apa yang guru wanita ini katakan. Akhirnya aku hanya mengangguk untuk memberi tanda bahwa itu benar.

" Baiklah anak-anak, saya sudahi apel di pagi hari ini" ucap guru wanita pada seluruh murid di hadapannya

"terimakasih bu... " jawab serentak murid.
Guru wanita itu mengangguk lalu kembali menghadapku.

" kamu ikut saya kekantor" ucapnya dengan terus berjalan keluar kelas

Oh God, dihari pertama sekolah apa yang akan terjadi padaku? akan sangat malu jika keluar masuk kantor dengan sebuah kasus yaitu keterlambatanku!

Aku mengikuti langkah cepatnya. sekilas aku dapat melihat seluruh murid tadi mendekati jendela dengan raut muka penasaran, aku jadi semakin gugup.

Mei, 1998 [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang